Batal Dapat 'THR', Kiper Persib Kecewa

Latihan Persib Bandung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Agus Bebeng/ed/NZ/15
VIVA.co.id
Bus Rombongan Persib Kecelakaan
- Upaya Manajer Timnas U-23, Gede Widiade, memberikan 'bonus' kepada pasukan Garuda Muda usai melakoni pertandingan di SEA Games 2015 dengan mengikuti turnamen Sunrise of Java Cup 2015, akhirnya sirna setelah pihak penyelenggara gagal mengantongi izin keamanan dari kepolisian.

Stadion Pakansari Jadi Opsi Utama Kandang Persib

Padahal awalnya para pemain Timnas U-23 yang di turnamen tersebut mengusung nama Garuda All Stars, berharap memperoleh 'THR' dari keikutsertaan mereka di kompetisi yang sejatinya digelar di Banyuwangi tersebut.
Djanur Keluhkan Lini Depan Persib


Salah satu pemain Timnas U-23 yang merasakan kekecewaan adalah kiper Persib Bandung, Deden M Natshir. Pemain kelahiran Soreang, Kabupaten Bandung itu, bersama rekan satu klubnya, Yandi Sofyan Munawar sempat rela absen menghadiri acara kumpul dan buka bersama yang digelar Manajer Persib, Umuh Muchtar, di Kabupaten Sumedang.


Keduanya memilih izin karena berniat membela pasukan Garuda All Stars di ajang tersebut. Apalagi pihak penyelenggara kabarnya berani membayar lebih mahal skuat eks Timnas U-23 di SEA Games 2015 lebih mahal dibandingkan tiga klub lainnya, Arema Cronus, Bali United Pusam, dan tuan rumah Persiwangi Banyuwangi.


"Cukup sedih pastinya, karena saya rela pergi menempuh perjalanan jauh ke Banyuwangi. Akhirnya harus berujung kekecewaan dan pulang lagi ke Bandung akibat batal main di sana," ungkap Deden.


Sebagai pemain yang tergolong 'rookie' atau pendatang baru, Deden mengaku menyesali situasi sepak bola di Indonesia. Di saat motivasinya tengah membumbung tinggi dan yakin sepak bola jadi sumber pencaharian utamanya, sosok yang dikenal cukup bersahabat dengan Dedi Kusnandar itu harus menerima kenyataan pahit.


Selain turnamen di Banyuwangi batal dilaksanakan, hanya berselang satu hari kemudian, tepatnya Rabu 1 Juli 2015, Deden mendapatkan kabar jika manajemen Maung Bandung sudah resmi memutus kontrak seluruh pemain, staf pelatih dan ofisial.


Akibat kondisi ini, Deden pun mulai berpikir untuk tidak pilih-pilih menerima order tampil di sebuah pertandingan tarkam sekalipun. Hal itu dilakukannya, demi menyambung hidup dirinya yang sudah kadung memutuskan sepak bola sebagai jalan hidupnya.


"Sempet disarankan
jalanin
bisnis oleh orang tua. Tapi saya sendiri masih bingung mau usaha apa. Harapannya tetap serius di sepak bola dan mudah-mudahan situasinya bisa secepatnya normal kembali," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya