Ayah Martunis: Saya Tak Ingin Dia Berakhir seperti Saya

Martunis di acara gala Sporting Lisbon
Sumber :
VIVA.co.id –
10 Nominasi Pemain Terbaik FIFA, Messi dan Ronaldo Punya Pesaing Berat
Bocah 8 tahun korban Tsunami Aceh 26 Desember 2004 bernama Martunis, sekarang sudah beranjak dewasa dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Apa yang didapat dari anak angkat Cristiano Ronaldo tersebut, berkat didikan sang Ayah.

Ronaldo Pecahkan Rekor Gol Sundulan

Pada 15 Januari 2005, Martunis yang berasal dari Desa Tibang, Syiah Kuala, Banda Aceh, ditemukan oleh wartawan
5 Bintang Top Eropa yang Anti Minuman Beralkohol
Sky News di sela-sela hutan mangrove. Saat ditemukan media asal Inggris tersebut, dia tengah memakai baju timnas Portugal dengan nomor punggung 10.


Gambar dan kisah dari Martunis langsung  heboh di Eropa, khususnya Portugal. Sejak itulah nasibnya mulai berubah, Martunis dan ayahnya yang bernama Sarbini diundang ke Portugal oleh Federasi Sepakbola di sana.


Martunis pun berjumpa dengan skuad Portugal, dan itulah awal mula kedekatan Martunis dengan Ronaldo hingga mengangkatnya sebagai anak. Pada 2014 tepatnya dalam peringatan 10 tahun bencana Tsunami, keduanya kembali berjumpa.


“Saya telah bertemu dengan si pemberani Martunis yang selamat dari tsunami Asia, 10 tahun lalu,” kicau Ronaldo melalui @cristiano. Dia juga memperlihatkan pemberian jersey Madrid bernomor punggung 7 miliknya yang diberkan pada Martunis.


The youngster and his father Sarbini lost three members of their family: Martunis  mother and two brothers

Martunis saat masih kecil bersama Ayahnya, Sarbini.


Martunis yang kini sudah berusia 17 tahun memang memiliki minat lebih dalam sepakbola, dia ingin seperti kakeknya yang juga seorang pesepakbola. Beruntung sang Ayah mendukungnya, walau begitu Sarbini tetap mementingkan pendidikan bagi anaknya.


Dia tak ingin Martunis berakhir sepertinya, yang kurang mendapat pendidikan. Sarbini yang kehilangan istri dalam bencana tersebut juga berharap anaknya bisa mendapatkan hidup yang lebih baik dan menjadi pemain profesional.


"Saya biarkan dia bermain sepakbola di sore hari. Saya meminta dia untuk pergi ke sekolah, belajar membaca Alquran dan menghadiri kursus bahasa Inggris. Saya ingin dia menjadi anak yang cerdas dengan masa depan yang cerah,” kata Sarbini, seperti dilansir
Dailymail.


“Saya tidak ingin dia berakhir seperti saya yang tidak memiliki pendidikan yang layak. Saya berharap dia mendapat pekerjaan yang baik di masa depan. Saya akan sangat bangga jika ia menikmati kehidupan yang baik atau menjadi pemain sepakbola profesional,” sambungnya.


Keinginan Martunis pun dipermudah, dia direkrut oleh Sporting Lisbon yang merupakan tim awal karier Ronaldo. Tim asal Portugal tersebut memasukkan Martinus ke akademi tim muda, yaitu Alcochete.


Itu merupakan tempat di mana Ronaldo meniti kariernya pada 1997 hingga 2001, sebelum akhirnya naik level senior Sporting. Bila Ronaldo masuk kala usianya masih berusia 12 tahun, Martunis yang mendapat nomor punggung 28 milik Ronaldo telat lima tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya