Drama Sang Tuan Rumah Lolos ke Final Copa America

Timnas Chile
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Chile harus melewati berbagai drama, sebelum akhirnya memastikan diri melaju ke babak final Copa America 2015. Sang tuan rumah juga berhasil mengakhiri catatan tak pernah ke partai puncak selama 28 tahun lamanya.

Chile berhasil meraih tiket ke final usai menaklukkan Peru dengan skor 2-1 pada babak semifinal, yang berlangsung di Estadio Nacional Santiago, Selasa 30 Juni 2015 WIB. Laga tersebut bukan yang mudah bagi Chile.

Sejak awal pertandingan, laga sudah berlangsung dengan tensi panas.  Bek Peru, Carlos Zambrano langsung terlibat benturan dan adu dorong dengan Arturo Vidal, bahkan wajah Zambrano sempat didorong oleh Vidal.

Tensi pertandingan akhirnya meledak pada menit ke-20 setelah Zambrano kembali membuat pelanggaran sembrono. Kaki bek bernomor 5 itu menendang punggung pemain Chile, Charles Aranguiz, dengan telapak sepatunya.

Tanpa ragu, wasit pun mengacungkan kartu merah kepada Zambrano. Dan Peru harus bermain dengan 10 pemain dalam sisa waktu 70 menit pertandingan krusial tersebut, meski keputusan itu dikritik terlalu berlebihan.

 Unggul jumlah pemain, Chile membuat beberapa peluang dan Eduardo Vargas sukses mencetak gol, 3 menit jelang turun minum. Tendangan Alexis Sanchez membentur tiang gawang dan bola rebound jatuh tepat di kaki Vargas, yang menceploskan bola dengan tenang.

Los Incas berhasil membungkam publik Chile setelah Gary Medel dipaksa menceploskan bola ke gawang sendiri, ketika berusaha memotong umpan silang Luis Advincula dari sisi kanan. Namun, Chile tak butuh waktu lama untuk kembali unggul.

Tendangan jarak jauh Vargas dari luar kotak penalti meluncur mulus ke pojok gawang tanpa bisa digagalkan kiper Peru, Pedro Gallese, dan skor 2-1 pun bertahan sampai peluit panjang. Vargas pun menjadi pahlawan dan terus membuka peluang Chile merebut gelar juara Copa America untuk pertama kali dalam sejarah.

"Sungguh memuaskan untuk tahu kalau Vargas selalu berhasil membayar kepercayaan kami. Kami memiliki visi yang sama dengan dia dan bisa Anda lihat dia selalu memberikan segalanya setiap kali bermain," ujar pelatih Chile, Jorge Sampaoli, pada situs resmi Copa America.

Vargas saat ini sudah bertengger di puncak papan top scorer Copa America dengan mencetak 4 gol. Ajang di kampung halaman sendiri ini bisa membuat Vargas kembali meledak sekaligus jadi katalis Chile jadi kampiun Amerika Latin.

Rekor Apik dan Kartu Merah


Keberhasilan Chile menumbangkan Peru meninggalkan sejumlah catatan menarik. Salah satunya adalah fakta mereka semakin tidak terkalahkan di kandang sendiri ketika menghadapi Peru, kecuali dalam pertandingan persahabatan.

Sepasang gol Eduardo Vargas pada menit ke-42 dan 64 di babak semifinal ini, membuatnya menjadi salah satu pemain Chile yang mampu mencetak 4 gol dalam 5 pertandingan Copa America yang dimainkannya.

Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh Ivan Zamorano pada Copa America 1987 dan 1991. Tak hanya itu, Vargas yang kini menempati peringkat ke-6 pemain dengan gol terbanyak untuk Chile dengan jumlah 22 gol, atau sama dengan Jorge Aravena, mengaku senang dengan gol tersebut.

"Saya berlatih menembak di hari Sabtu, dan nyatanya setiap tendangan berhasil. Hari ini saya merasa percaya diri. Masalah pada lutut saya mengganggu saat beberapa kali bermain. Namun, terima kasih Tuhan itu tak terasa apa-apa hari ini, dan saya bisa terus bermain," kata Vargas pada La Tercera.

Hasil apik ini, tentunya menjadi penutup aksi tak terpuji bek timnas Chile Gonzalo Jara yang memprovokasi Edinson Cavani dengan cara tak pantas saat melawan Uruguay di perempatfinal Copa America 2015, pekan lalu.

"Menembus final di kandang bersama La Roja adalah mimpi yang ingin kami capai. Peru memiliki pemain yang hebat dan membuat kami menderita," pelatih Chile, Jorge Sampaoli seperti dilansir situs resmi Copa America.

"Mereka (Peru) tampil hebat. Di antara pertandingan yang kami lalui di Copa America 2015, inilah yang paling sulit. Kami sangat senang dengan kemenangan ini," tegasnya.

Kini, Sampaoli mendekati mimpi lainnya, menjuarai Copa America. Sepanjang sejarah, La Roja belum pernah menjuarai turnamen ini. Prestasi terbaik adalah empat kali runner-up pada 1955, 1956, 1979, dan 1987.

"Kami akan memanfaatkan waktu untuk memulihkan pemain jelang final. Kewajibankami adalah membawa tim ke final. Sekarang, kami memulai mimpi baru," ungkap pelatih asal Argentina ini.

Sementara itu, kartu merah yang diterima Carlos Zambrano di menit ke-20, menambah catatan buruk negara Amerika Latin tersebut. Tercatat total 26 kartu merah yang telah dikumpulkan Peru sepanjang sejarah Copa America.

Mereka menjadi tim kedua di bawah Uruguay sebagai skuat yang paling sering mendapatkan kartu merah. Chile sendiri menjadi tim yang diuntungkan dengan kartu merah, selama 4 laga terakhir Chile di ajang Copa America 2015, Alexis Sanchez dkk diuntungkan dengan t3 kartu merah yang diterima pemain lawan, serta 2 hadiah penalti.

Persiapan Final

Barca Larang Neymar Main di Copa America dan Olimpiade

Meraih gelar juara Copa America untuk kali pertama, memang bukan perkara mudah bagi Chile. Pada final nanti, La Roja harus membutuhkan sosok pemain yang benar-benar bisa diandalkan pada partai puncak nanti.

Salah satu pemain tersebut adalah Alexis Sanchez, sayangnya pemain Arsenal itu masih belum tampil maksimal sejauh ini. Dia hanya mampu menyumbangkan 1 gol dari 13 gol Chile dalam 5 pertandingan terakhir ini.

"Ketika Alexis berada dalam permainannya yang utuh seperti biasanya, Chile merasakan itu," kata Sampaoli.

"Jika dia merasa dalam kondisi bagus, dia adalah pemain yang paling menentukan dalam timnya. Kami harus memulihkan dia dengan baik karena dia penting bagi kami," kata pelatih asal Argentina itu.

Sampaoli tak memungkiri bila timnya alami tekanan dengan status tuan rumah dan memenangkan turnamen yang telah berusia 99 tahun itu untuk pertama kali sangat mempengaruhi tim asuhannya. Bahkan, fans Chile membuat Ibukota menjadi rusuh akibat lolosnya ke final ini.

Polisi tak ragu-ragu melepaskan 20 liter air/detik ke arah kerumunan warga. Tak sedikit warga mengalami cedera dan harus mendapatkan perawatan. Babak final sendiri akan berlangsung pada Minggu 5 Juli 2015 WIB.

Pelatih Timnas Brasil, Carlos Dunga

Brasil Melempem, Posisi Dunga Terancam?

Brasil kini berada di posisi 6 klasemen kualifikasi Piala Dunia 2018.

img_title
VIVA.co.id
6 April 2016