Sejarah Penuh Darah Stadion Terbesar Copa America 2015

Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos
Sumber :
VIVA.co.id
Di Manchester, Pogba Diperlakukan Layaknya Raja
- Lagu kebangsaan Chile berkumandang seantero Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos ketika La Roja menjalani laga pertama Copa America 2015. Tahukah Anda kalau stadion berkapasitas 48.665 kursi itu pernah memiliki sejarah kelam?

Masuk Polisi, 2 Penyerang Muda Tinggalkan PSM

Berdiri kokoh pada 1938 di tengah kota Santiago, stadion nasional ini merupakan kebanggaan bangsa Chile. Juga menjadi saksi bisu final Piala Dunia 1962 antara Brasil melawan Cekoslovakia. Tetapi, sejarah kelam ini muncul akibat gejolak politik yang melanda negara di pinggir benua Amerika Selatan tersebut.
Saat Laga Testimoni, Rumah Rooney Disatroni Maling


Estadio Nacional merupakan salah satu situs peringatan rezim diktator Augusto Pinochet pada 1973. Setelah digulingkannya Presiden Salvador Allende, stadion ini mulai digunakan sebagai fasilitas untuk menahan lawan politik dari sang penguasa.


Lebih dari 40.000 orang sempat merasakan dipenjara di dalam stadion megah ini selama rezim junta tersebut.




Tawanan pria banyak yang diikat dan ditahan di atas lapangan rumput stadion yang terbakar sinar matahari.

 

Sementara itu, para wanita disekap bersesak-sesakan di ruang ganti kolam renang dan gedung-gedung sekitar. Jeruji besi berdiri kokoh menyulap ruang ganti dan koridor jadi penjara. Sedangkan suara teriakan terdengar dari arah velodrome, tempat para tawanan diinterogasi.


Menurut laporan palang merah internasional, stadion tersebut sempat menahan 7.000 orang dalam satu waktu, 300 di antaranya merupakan orang asing. Salah satu orang yang sempat merasakan kengerian di stadion tersebut adalah Manuel Mendez.


Selama lebih dari dua bulan pada 1973, Mendez menjadi tahanan di Estadio Nacional. Masih ingat betul di pikiran pria berkumis putih tersebut melihat tahanan berbaris di pintu Costilla 8 yang menunggu kiriman surat dari sanak famili.


"Ada banyak orang di sana. Kadang ada yang berteriak 'Saya melihat istri saya dengan baju merah. Saya melihat ibu saya'. Kenyataannya, kami tak melihat apapun. Itulah kenyataannya," ujar Mendez bercerita, seperti dilansir Reuters.


"Melihat tribun diterangi lampu untuk laga pertama Chile di Copa America begitu menggetarkan," kata Menteri Olahraga Chile, Natalia Riffo.


Estadio Nacional hanya satu dari ribuan tempat yang dijadikan tempat penahanan para komunis, penganut pandangan politik yang berseberangan, atau pekerja biasa macam Mendez. Bahkan, ibu dari penyerang Timnas Chile, Carlos Caszely, sempat ditahan di tempat yang sama.


Walaupun memiliki sejarah kelam, stadion tersebut merupakan simbol dari harapan. Ribuan orang berbondong-bondong hadir untuk menyaksikan semaraknya Copa America, sekaligus mempelajari masa lalu Chile. Bukan dilupakan, tetapi untuk dijadikan pelajaran dan peringatan untuk masa depan.


"Anak-anak muda akan menjadi pemimpin negeri ini di masa depan. Mereka harus melihat betapa mengerikannya hal ini. Saya merasa Estadio Nacional adalah tempat paling mewakili Chile," tambah Wally Kuntsmann, presiden kelompok mantan tahanan di tempat tersebut.


"Saya yakin semua masyarakat Chile tahu bagaimana menakutkannya kudeta militer dan merasa kalau stadion ini mewakili hal ini, membuat mereka terus ingat dan merasakan pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi di sini," imbuh Kuntsmann soal stadion yang akan menggelar laga final Copa America 2015 pada awal Juli nanti. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya