- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id - Kisruh yang melanda sepakbola Indonesia saat ini telah membawa dampak buruk bagi para pemain. Terhentinya kompetisi akibat konflik yang melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI memaksa pemain menempuh jalan berisiko 'tarkam' demi mencari pemasukan tambahan.
Tampil pada turnamen antarkampung yang tak jelas aturannya, hingga ikut laga-laga eksebisi demi menjaga dapurnya tetap mengepul. Pemain tak punya pilihan."Yah, gini mas imbasnya ke kami, pemain yang tidak tahu apa-apa," kata pemain Bali United Pusam, Bayu Gatra, kepada VIVA.co.id, Jumat 22 Mei 2015.
Bayu mengaku ikut beberapa turnamen lokal demi mendapatkan penghasilan. Selain itu, dia tetap ikut berlatih dengan Bali United untuk mengisi kekosongan.
Bermain tarkam sebenarnya bukan hal yang baru bagi Bayu. Sebelum menjadi pesepakbola profesional, jebolan skuad SEA Games 2013 ini juga kerap tampil pada pertandingan-pertandingan tidak resmi.
Namun, kebiasaan itu telah ditinggalkannya saat dia mulai mendapat tempat di tim yang berlaga di ISL dan Timnas. Dia khawatir 'tarkam' bakal membunuh karir sepakbolanya.
"Resikonya terlalu besar. Kalau ada yang berniat jahat, kita bisa cedera," katanya kepaada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.
Lihat kisah Bayu dan tarkam pada tautan ini.
Bayu bukan satu-satunya pemain Liga Super Indonesia yang harus ikut ajang kecil demi uang. Tiga pemain Persija Jakarta yang pernah dipanggil Timnas: Andritany Ardhiyasa, Ramdhani Lestaluhu dan Gunawan Dwi Cahyo, juga melakukan hal yang sama.
Bersama beberapa pemain ISL lainnya, ketiga pemain ini ambil bagian dalam ajang yang bertajuk Trofeo Charity Match di Bogor, Minggu 24 Mei 2014. Tergabung dalam tim Garuda All Star, para pemain ISL ini akan bertarung dengan dua tim asal Kota Hujan, Persikabo Bogor dan PSB Bogor.
Namun Andritany enggan terbuka terkait alasan kenapa akhirnya dia ikut dalam turnamen tersebut. "Coba tanya ke yang lain saja. Saya tak bisa beri komentar," kata Andritany lewat pesan singkat.
Berikut susunan Team Garuda All Star:
Kiper: Andritany Ardhiyasa, Ariel SB, Eddy Kurnia.
Bek: Nova Arianto, Maman Abdurrahman, Gunawan Dwi Cahyo, Abanda Herman, Edi Hafid, Diego Michiels
Tengah: Mu'min, R Angky, Asep Berlian, Ramdani Lestaluhu, Mustopa Aji, Shin Joo, Munadi, Septian, Mbida Messi
Depan: Rahmat Affandi, Christian Carrasco, Eki Nurhakim, Pedro Javier, Johan Juansyah.
Pelatih: Iwan Setiawan
Asisten Pelatih: Yogi
Pelatih kiper: Franky Adi Thama
(one)
