VIVAnews - Para calon penonton pertandingan antara Manchester United melawan indonesia All Star merasa kesulitan dalam memperoleh tiket pertandingan yang akan dimainkan 20 Juli 2009 itu. Prosedur yang berbelit menjadi salah satu keluhan yang mengemuka.
Salah Satunya adalah Hadi (35). Maniak sepakbola yang tinggal di kawasan Lebak Bulus ini merasa teknis penjualan tiket harusnya bisa lebih sederhana.
"Terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi seperti harus jadi pelanggan operator seluler three (3). Belum lagi harus isi pulsa Rp 100 ribu. Artinya untuk memiliki satu tiket kelas paling murah yang dijual Rp 100 ribu, penonton harus mengeluarkan uang dua kali lipat," kata Hadi kepada VIVAnews.
Hadi menilai harusnya penjualan tiket bisa meniru dengan yang dilakukan di Eropa. Di sana para penggemar bisa memesan lewat internet saja.
"Kesempatannya jadi merata bagi siapa pun. Walau saya tahu dapat tiket di Eropa juga sulit karena yang main kan tim besar, tapi semua orang punya kesempatan yang sama. Dan ada baiknya panitia juga memperbanyak jumlah tiket dari yang sekarang sekitar 72 ribu tiket. Saya rasa dijual saja 80 ribu tiket sesuai kapasitas senayan, tinggal nanti mengatur masalah keamanan dengan baik," kata Hadi.
Hal senada juga dikatakan oleh Sigit. Pegawai swasta di sebuah perusahaan penerbitan itu sudah beberapa minggu ini mencari tiket. Namun hingga saat ini belum bisa juga ia dapatkan.
"Harga sebenarnya bisa terjangkau, tapi tiket tidak ada. Agak susah juga ini," kata Sigit pada VIVAnews.
"Padahal teman sekantor saya juga banyak yang mencari dari kemarin-kemarin, tapi Alhamdulillah sampai sekarang belum satu pun yang dapat," tambahnya lalu tertawa.
Presiden Direktur P&G Indonesia Sebut Prospek Masa Depan Indonesia Cerah
Presiden Direktur Procter and Gamble (P&G) Indonesia, Saranathan Ramaswamy menilai, Indonesia memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan.
