Mantan Striker Timnas Kritik Kinerja PSSI

jakarta all star kalahkan indonesia u-23
Sumber :
  • ANTARA/Ismar Patrizki
VIVA.co.id
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
- Mantan striker Timnas Indonesia, Rochy Putiray kembali melontarkan kritik kepada PSSI. Menurut Rochy, seharusnya PSSI introspeksi mengapa Kemenpora bisa menjatuhkan sanksi pembekuan terhadap mereka.

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?
Ditemui di kawasan Kuningan, Kamis 30 April 2015 saat mengisi acara Coke Kick, Rochy menyatakan PSSI telah lalai dalam melakukan tugasnya sebagai otoritas sepakbola tertinggi di Indonesia. Rochy mencontohkan tentang terbengkalainya pembinaan usia dini di Indonesia.

Indra Sjafri Disuruh Iwan Bule Jujur Soal PSSI, Jawabannya Mengejutkan
Seharusnya, menurut Rochy, PSSI fokus pada masalah pembinaan usia dini. Diungkapkan Rochy, pembinaan usia dini adalah fondasi pertama dalam pembentukan timnas senior yang kuat.

"Sekarang, pemain muda kita 2 atau 3 tahun sudah hilang. Ini apa yang salah? Mental bertanding jadi penyebab utama, kalau masalah teknik pemain Indonesia sama saja dengan pemain luar. Tapi, pas main pasti beda," tutur Rochy.

Kompetisi menjadi salah satu sarana, masih disebutkan Rochy, paling tepat untuk para pemain muda mengasah mental bertanding mereka. "Sayangnya, di Indonesia ini kompetisi usia dini sangat jarang. Harusnya ini pekerjaan federasi. Tapi, yang saya lihat, malah CSR dari swasta yang banyak bergerak," kata eks striker Persija itu.

Selain masalah pembinaan usia dini, pengelolaan liga di Indonesia dinilai Rochy masih sangat buruk. Salah satunya, perihal manajemen kontrak pemain.

Rochy menganggap banyak klub di Indonesia yang tak sadar diri dengan kemampuan finansial mereka dalam mengontrak pemain. Alhasil, banyak klub yang menunggak gaji para pemainnya karena tak sanggup membayar mereka.

Pria 44 tahun tersebut pun bersedia memberikan saran terhadap PSSI agar tata kelola dalam manajemen kompetisi bisa lebih baik. PSSI, dijelaskan oleh Rochy, harusnya menerapkan sebuah aturan baru terkait kontrak pemain dalam satu kompetisi.

"Sekarang saya balik, pengurus PSSI mau tidak kalau bekerja tapi gajinya ditunggak sampai 3 atau 4 bulan. Masalah ini jangan sampai berlarut-larut. Mengatasi masalah ini bisa dengan federasi mengeluarkan peraturan baru untuk kontrak pemain dalam satu musim," ujar Rochy.

"Bisa pemain dibayar setiap pertandingan. Atau mengadopsi sistem di Hong Kong. Dulu saya pernah main di Hong Kong (untuk Kitchee FC). Pertama, saya dikontrak 1 bulan. Kinerja saya dievaluasi. Bagus, ditambah jadi 3 bulan. Seterusnya sampai akhirnya satu tahun di sana," sambungnya.

Rochy memang menjadi salah satu kritikus pedas PSSI. Beberapa waktu lalu, komentarnya ketika menjadi bintang tamu salah satu acara talkshow di stasiun televisi swasta berbuntut panjang.

Ketika itu, Rochy mengungkapkan juara Liga Super Indonesia (ISL) sudah diatur sebelum musim dimulai. Pernyataan ini memantik kemarahan dari beberapa kalangan, termasuk elemen masyarakat Papua yang mengatasnamakan Paguyuban Papua, yang meminta Rochy diseret ke meja hijau.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya