Pelaku Sepakbola Mulai Rasakan Imbas 'Manuver' Menpora

Persipura Jayapura saat menghadapi Bali United Pusam
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Roy Ratumakin/ss/ama/15

VIVA.co.id - Klub-klub yang berlaga di Liga Super Indonesia (ISL) atau kini dikenal dengan sebutan QNB League mulai merasakan imbas dari pembekuan PSSI yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Tim-tim yang berlaga di liga tertinggi Tanah Air tersebut  kini kelimpungan mengurus izin pertandingan ke pihak kepolisian.

Persipura Jayapura salah satu korban keputusan Menpora. Tim Mutiara Hitam dipastikan batal menggelar pertandingan QNB League melawan Persija Jakarta, 25 April 2015.

Panitia pelaksana (Panpel) sebenarnya sudah mengantongi izin dari Polda Papua. Namun karena ada larangan dari Mabes Polri untuk memberikan izin pertandingan di seluruh wilayah Indonesia, maka panpel terpaksa batal menggelar duel Persipura di Stadion Mandala.

Keresahan kini juga melanda juara ISL 2014, Persib Bandung. Meski baru menjajal Sriwijaya FC, pada 3 Mei mendatang, kubu Maung Bandung juga was-was akan bernasib sama dengan Mutiara Hitam.

Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, berharap, pihaknya segera  mendapat kepastian mengenai jadwal duel kontra SFC. Apalagi sebelum menghadapi laga ini, Maung Bandung, lebih dulu harus terbang ke Maldewa untuk menjalani laga lanjutan AFC Cup 2015.

"Sebelum berangkat ke Maladewa (Sabtu 25 April 2015), saya harap  sudah ada kepastian dan jaminan soal jadwal pertandingan di liga. Kami merasa belum ada kepastian dan terkesan tidak jelas setelah keputusan itu (pembekuan PSSI)," kata Djadjang.

"Jika memang main tanggal 3 Mei, kita mungkin akan langsung ke Palembang setelah bermain di Maladewa. Sebaliknya kalau jadwal itu berubah, tentunya kami juga harus pulang dulu ke Bandung. Semoga ada kabar baik dan kepastian," sambungnya.

PT Liga Belum Tahu Kelanjutan Kerjasama dengan QNB

Suporter Turun ke Jalan

Sementara itu, di Malang, suporter Arema, yang akrab disebut Aremania, kembali turun ke jalan, Kamis, 24 April 2015. Mereka menggelar aksi di halaman Balaikota Malang,  untuk mendesak walikota Malang, ikut memperjuangkan nasib Arema di QNB League.

"Setidaknya pemimpin daerah bisa membantu meluluhkan hati Kapolri, untuk memberikan izin sepakbola pada Arema," kata Ahmadi, perwakilan Aremania, Kamis 23 April 2015.

Aremania ingin bertemu langsung dengan Walikota Malang, Mochammad Anton, untuk mengajukan permohonan itu. Permohonan yang sama juga diserukan kepada  Bupati Malang Rendra Kresna dan Walikota Batu, Eddy Rumpoko. "Kami minta bantuan kepada tiga kepala daerah agar Arema eksis lagi," katanya.

Namun keinginan untuk bertemu Walikota Malang sore ini belum terwujud lantaran walikota Malang sedang tidak berada di tempat. Pihak humas Kota Malang menjanjikan waktu untuk bertemu dengan perwakilan Walikota pada Jumat 24 April 2015. "Besok perwakilan Aremania, sekitar jam 9 atau 10 akan ditemui perwakilan Walikota Malang. Karena beliau sedang menghadiri Konferensi Asia Afrika," kata Nur Widyanto, Humas Kota Malang.

Tak hanya klub-klub QNB League yang resah dengan keputusan Menpora. Pengurus-pengurus sepakbola di daerah juga mulai khawatir dengan masa depan sepakbola Indonesia ke depannya.

Harapan Persib, Regulasi Pemain Piala Indonesia Satu Berubah

Ancam Hijrah ke Luar Negeri

Bahkan di Aceh, Asosiasi Porvinsi, mulai menjajaki untuk berkiprah di luar negeri. Langkah ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap keputusan Menpora membekukan PSSI.

"Kami sudah berkirim surat dengan AFC dan sudah melakukan komunikasi dengan Malaysia dan Singapura. Peraturan daerah kami juga sudah mengizinkan bahwa budaya dan olahraga di Aceh boleh melakukan hubungan dengan pihak luar negri. Maka dari itu, kami lakukan hal ini daripada kami ikut Indonesia yang jelas-jelas sudah dibekukan oleh anak bangsa sendiri,” ujar Khaidir kepada wartawan.

Khaidir sangat berang dengan yang terjadi di sepak bola Indonesia. Selain banyaknya klub yang sudah teriak karena sudah banyak mengeluarkan uang dalam persiapan tim, keputusan Menpora ini juga memporakporandakan sistem sepak bola  di berbagai daerah.

"Jadi kami harap Menpora segera mencabut keputusan pembekuan itu. Ayolah dahulukan kepentingan bangsa dan negara, jangan sepak bola malah menjadi korban kebuasaan kekuasaan ini,” ujarnya.

LIGA Ingin 'Bangkitkan' ISL, Bagaimana Nasib Pemain Asing?

Pembekuan PSSI yang dilakukan Menpora merupakan buntut dari kisruh seputar verifikasi terhadap tim-tim ISL yang dilakukan oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Lembaga yang berada di bawah kendali Menpora ini menganggap dua klub asal Jawa Timur, Arema dan Persebaya Surabaya, tidak layak tampil musim ini karena masalah kepemilikan.

Namun PT Liga Indonesia selaku penyelenggara kompetisi berpendapat sebaliknya. Kedua tim ini pun sempat tampil saat awal-awal QNB League bergulir. Sikap ini selanjutnya membuat Menpora melayangkan tiga surat peringatan kepada PSSI. Merasa tidak mendapat tanggapan sesuai keinginannya, Menpora akhirnya membekukan PSSI, lewat surat pada tanggal 17 April 2015 atau sehari sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Surabaya.

Pembekuan ini tentu saja mengembalikan trauma para pelaku sepakbola terhadap kisruh yang terjadi empat tahun lalu. Keputusan Menpora sebelumnya, Andi Mallarangeng membekukan PSSI berbuntut kepada dualisme kepengurusan yang menyengsarakan para pelaku sepakbola di Tanah Air.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya