Abaikan Rekomendasi BOPI, Persebaya Tetap Berlaga di ISL

Pemain Persebaya Surabaya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri/Rei/pd/15.

VIVA.co.id - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), mengeluarkan rekomendasi larangan bermain untuk dua kontestan ISL asal Jatim. Yakni Persebaya Surabaya dan Arema Indonesia, yang dinilai masih terbelit dualisme.

Sekretaris Persebaya, Rahmad Syumanjaya mengaku tidak terlalu kaget karena indikasi ini sudah terasa sejak campur tangan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi melalui BOPI, sukses menunda kompetisi dari 22 Februari 2015 menjadi 4 April 2015.

Kala itu, yang dijadikan "senjata" BOPI adalah aspek pajak klub. Setelah melalui proses alot termasuk dengan melibatkan DPR RI, BOPI mengeluarkan 3 klasifikasi klub berdasarkan hasil penilaian beberapa aspek.

Namun, 4 hari jelang kick off ISL, semua itu berubah dan menegaskan jika Persebaya dan Arema yang tidak boleh ikut kompetisi. Meski demikian, manajemen Persebaya mengatakan akan tetap ngotot berlaga di ISL.

“Sikap Persebaya tetap jalan terus karena itu hanya rekomendasi. Kami (manajemen) melihat azas manfaat. Jika mengikuti rekomendasi BOPI, ada 3 hal yang dikorbankan. Yakni tim, keinginan dan agenda PSSI yang sudah sesuai statuta,” tuturnya.

Selain itu, pria yang akrab disapa Mat Kubin ini menyebut jika rekomendasi BOPI sudah terang-terangan menghina PSSI jika larangan itu berdasarkan dualisme.

“Terhitung sejak 2012, PSSI melalui KLB (Kongres Luar Biasa) sudah memutuskan tidak ada lagi dualisme dengan meleburnya dua kompetisi dalam ISL," tuturnya.

Bonek 'Sulap' Stadion di Jakarta Bak Markas Sendiri

"Artinya jika dualisme dijadikan alasan BOPI, berarti hasil KLB itu dianggap tidak ada, begitu juga dunia sepakbola Indonesia sejak itu. Padahal, sudah banyak agenda FIFA yang dijalani,” katanya.

Rahmad bahkan mengindikasikan, rekomendasi BOPI niatnya mengadu domba PSSI dengan klub. “Karena itu, Persebaya tetap akan jalan terus,” ujarnya.

Satu hal penting lainnya, rekomendasi itu sama dengan membunuh karier pemain Persebaya. Dan itu akan menuai dampak lebih serius karena kehilangan sumber pendapatan selama satu musim kompetisi.

“Manajemen mengeluarkan dana Rp 1 miliar setiap bulannya untuk gaji, latihan, makan, transportasi dan lain-lain sejak resmi tim dibentuk. Bayangkan saja jika tiba-tiba gaji itu disetop, padahal kami tidak ada kesulitan finansial,” tuturnya.

Dukungan untuk jalan terus juga dilontarkan H. Ahmad Yulianto Ihsan. Kuasa hukum Persebaya di era dualisme, ketika dihubungi petang tadi, menegaskan jika peserta kompetisi ISL adalah wilayah kompetensi PSSI selaku anggota FIFA.

“Sengketa olahraga tidak boleh diselesaikan lewat pengadilan negara karena mekanisme penyelesaian sengketa itu telah disepakati sejak klub sebagai subjek hukum mendaftar sebagai member. Mereka harus tunduk kepada statuta FIFA. Termasuk penyelesaian sengketanya," katanya.

"Kalau PSSI mengikuti rekomendasi BOPI, PSSI bisa digugat Persebaya dan Arema di CAS (pengadilan arbitrase olahraga internasional),” tuturnya.

![vivamore="
Wagub DKI: Kalau Bonek Mengganggu, Kami Tindak Tegas
Baca Juga :"]
Polisi Bersenjata Kawal Demo Bonek di Kongres PSSI

Spanyol Takluk dari Belanda, Del Bosque Frustrasi

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya