Adam Alis, 'Si Madun' Anak Betawi Tandem Evan Dimas

Adam Alis Setyano
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Permana
VIVA.co.id
Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi
- Nama Adam Alis Setyano kini tengah naik daun. Penampilan apiknya bersama timnas Indonesia U-23 mampu membuat para penggila sepakbola nasional terpukau.

5 Fakta Marselino Ferdinan, Pemain Timnas yang Lagi Viral

Berposisikan sebagai gelandang serang, Adam harus berkolaborasi dengan Evan Dimas Darmono. Awalnya, banyak yang meragukan kapasitas Adam sebagai tandem dari Evan.
5 Fakta Iwan Bule Trending di Twitter Karena Unggahan Situs PSSI


Namun, anggapan itu langsung ditepis oleh Adam lewat penampilannya di pertandingan pertama timnas U-23 pada kualifikasi Piala Asia, Jumat 27 Maret 2015, melawan Timor Leste. Di duel tersebut, Adam sukses menyarangkan satu gol cantik dan sebiji assist.

Usai laga, nama Adam diketahui menjadi trending topic nasional di media sosial Twitter. "Masa sih sampai segitunya? Saya tak tahu. Waktu lawan Timor Leste saya main biasa-biasa saja," kata Adam saat berbincang dengan VIVA.co.id, Senin 29 Maret 2015.

Pemuda 21 tahun tersebut merupakan salah satu pendatang baru di timnas Indonesia. Ya, ini adalah kali pertama Adam dipanggil ke timnas. Sebelumnya, Adam belum pernah bermain untuk timnas di level usia dini.

"Makanya, saya sangat kaget ketika dipanggil seleksi timnas U-23. Kemudian lolos, makin kaget lagi. Orang tua juga sama kagetnya. Rasanya tuh seperti apa ya? Bingung juga mau ngomong apa. Tapi, yang pasti bangga sekali," ucap Adam.

Bermain dengan Evan di lini tengah tak membuat Adam canggung. Sebaliknya, Adam justru sangat senang ketika harus berduet dengan Evan. Kualitas olah bola serta visi permainan mantan kapten timnas U-19 tersebut, diakui Adam, memang berada di atas rata-rata.

"Jadi, pas main bareng, saya tak perlu repot-repot cari tahu bagaimana permainannya. Pergerakan Evan saya tahu persis. Kualitasnya kan bagus. Saya cuma tinggal imbangi permainan dia saja," ungkap Adam.


Layaknya Si Madun

Masih ingat dengan sinetron anak-anak berjudul "Si Madun". Sinetron tersebut berkisah tentang seorang anak betawi yang memiliki kemampuan olah bola tinggi.


Madun pun berkeinginan untuk bisa menembus skuad timnas. Dengan kerja keras, Madun akhirnya mampu menembus skuad timnas. Namun, perjuangan Madun demi menuju kesuksesan tidaklah mudah. Dia harus melewati berbagai halangan, mulai keterbatasan ekonomi, hingga ganjalan dari para pesaingnya.


Hal seperti juga dialami oleh Adam. Pemuda berdarah Betawi ini mengaku sempat mengalami kesulitan ketika ingin terjun di dunia sepakbola profesional.


"Hambatan pertama datang dari orang tua. Ketika itu, mereka bilang kalau jadi pemain bola tak menjanjikan," kata Adam.


Anggapan orang tua Adam seketika berubah. Saat digelar pertandingan antar RT di dekat rumahnya, kawasan Ciracas, Adam dipasang sebagai striker. Dia kemudian menjadi andalan timnya. Adam pun sukses mengantarkan timnya menjadi juara.


"Pak RT waktu itu angkat-angkat saya. Warga sampai kasih tahu ke orang tua. Mereka tidak nonton. Yang ada di pikiran orang tua adalah saya cedera parah sampai diangkat-angkat," jelas Adam.


"Saat mereka di lapangan, Pak RT bilang kalau saya berhasil antarkan tim jadi juara. Dia juga pesan ke ibu, saya harus masuk Sekolah Sepakbola (SSB) agar permainan saya lebih berkembang," sambungnya.


Alhasil, sang ibu, Siti Mahruyah, dan ayahnya, Sumarno, mengizinkan Adam untuk masuk ke SSB. "Persigawa Selatan jadi SSB pertama saya. Kemudian, masuk AS-IOP Apacinti," terang pemain yang kini berseragam Persija Jakarta itu.


Jalan terjal harus dilalui Adam ketika sedang membangun karir profesionalnya. Adam mengaku sempat kesulitan membeli sepatu sepakbola. Saat itu, orang tua Adam sama sekali tak memiliki uang untuk membelikannya sepatu.


"Tapi, waktu itu, orang tua akhirnya pinjam ke saudara. Saya pun dibelikan sepatu. Kondisi ekonomi keluarga memang tak terlalu bagus. Bapak cuma pensiunan karyawan baterai. Sedangkan, ibu berstatuskan ibu rumah tangga," ucap Adam.


Kepedihan itu pun mulai terbayar pada awal tahun 2015 ini. Adam bergabung ke salah satu klub terbesar di Indonesia, Persija Jakarta. Lebih manis lagi, Adam berhasil menembus skuad timnas U-23.


"Saya memang bermimpi masuk ke Persija. Sejak kecil idolakan Persija. Lebih senang lagi karena satu tim dengan pemain favorit, Bambang Pamungkas. Alhamdulillah, sekarang juga bisa masuk timnas. Rasanya, semua perjuangan dulu terbayar," ungkap Adam.


Bergantung pada Sang Ibu

Kesuksesan Adam saat ini tak terlepas dari peran sang ibu, Siti Mahruyah. Sosok Siti, disebut Adam, sangat berjasa dalam karir sepakbolanya.


Adam mengisahkan ketika masih menimba ilmu di SSB, Siti selalu mengantarnya ke lapangan. Tak sampai di situ, ketika Adam mengikuti seleksi di beberapa klub, Siti sempat mengantar Adam.


"Pernah seleksi di klub Liga Primer Indonesia (IPL), Tangerang Wolves, ibu yang antar. Kemudian, seleksi di Persitangsel Tangerang Selatan, lolos. Saya lupa itu tahun berapa. Tapi, yang pasti, ibu dulu gemuk. Terus-terusan mengantar saya akhirnya berat badan ibu turun," tutur Adam.


Sang ibu juga menjadi tempat mantan gelandang Martapura FC tersebut mengeluarkan keluh kesahnya. "Dia yang selalu mendukung saya. Tak kenal lelah, terus menemani saya. Pas saya susah, ibu yang membantu," ungkap Adam.


Selain sang ibu, kakak pertama Adam, Suprayogi, juga membantunya dalam meniti karir di sepakbola profesional. Suprayogi, dituturkan Adam, sebenarnya memiliki impian sebagai pesepakbola profesional.


Namun, impian Suprayogi hancur seketika. Keputusan Suprayogi memilih karir sebagai pesepakbola tak direstui kedua orang tua.


"Kakak tak mau kalau saya seperti dia, gagal jadi pemain. Kemudian, saat saya disetujui jadi pemain, dia melatih saya terus menerus. Saat ada waktu senggang, kakak ajak saya berlatih di lapangan dekat rumah," kata pemain kelahiran 19 Desember 1993 tersebut.


"Saya berlatih berdua dengan kakak saya yang nomor 3. Namanya, Anggika Egi. Dia pemain juga, pernah membela Persita Tangerang," sambungnya.


Perjuangan Adam kini terbayar lunas. Bergabung ke Persija dan menembus skuad timnas menjadi bentuk nyata dari kerja keras Adam selama ini.


"Jujur, saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, saya menangis. Ingat perjuangan ibu, ayah juga, terus kakak. Mereka punya jasa besar," ujar Adam.


"Saya punya pesan ke semua anak-anak di Indonesia. Kalau punya impian jadi pesepakbola, jangan pernah menyerah walau keadaan seburuk apapun. Tetap semangat karena pasti ada jalan untuk menggapai impian itu," lanjut dia.


Sukses menjadi pesepakbola profesional, taraf ekonomi Adam meningkat. Dia kini sudah bisa membiayai kedua orang tuanya.


Selain itu, Adam juga sudah bisa membangun usaha kos-kosan demi meningkatkan kondisi ekonomi keluarganya. "Cuma satu yang belum tercapai. Saya ingin berangkatkan kedua orang tua naik haji. Kakak pertama saya juga ingin saya berangkatkan haji. Sekarang, saya memang belum punya mobil, cuma motor. Tapi, itu nanti dulu. Berangkatkan haji orang tua dan kakak lebih penting," kata Adam.


Nama:
Adam Alis Setyano

Tempat, Tanggal Lahir:
Jakarta, 19 Desember 1993

Usia:
21 Tahun

Nama Ayah:
Sumarno

Nama Ibu:
Siti Mahruyah

Anak ke-4 dari 4 bersaudara

Pendidikan terakhir:
SMA (SMA Taruna Persada)

Makanan favorit:
Ketoprak

Pemain favorit:
Bambang Pamungkas dan Luka Modric


Karir klub:


Karir Muda:
Persigawa Selatan

Asiop Apacinti

Persija Jakarta U-18 2010 - 2011


Klub Profesional:
Persitangsel Tangerang Selatan 2011 - 2012

Perserang Serang 2012 - 2013

Martapura FC 2013 - 2014

Persija Jakarta 2014 - sekarang


![vivamore="
Baca Juga
:"]

Chiellini: Waspadai Balas Dendam Inggris kepada Italia

Kenang Tragedi Heysel, Juventus Tolak Karangan Bunga FA

Fernando Torres Sebut Fans Liverpool Berkelas

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya