- ANTARA FOTO/Reno Esnir
Polemik bermula saat Menpora berkunjung ke Sampang, Madura, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Saat itu, Menpora menuding bahwa biang keladi jebloknya prestasi olahraga nasional adalah konflik internal yang terjadi di tubuh organisasi sepakbola Indonesia (PSSI).
Direktur Members & Development PSSI, Budi Setiawan, kesal mendengar komentar tersebut. Menurutnya, tidak seharusnya Menpora mengaitkan prestasi olahraga nasional dengan kisruh PSSI. Apalagi, konflik internal yang melanda PSSI sudah dua tahun berlalu.
”Pertanyaannya apakah ada kisruh PSSI? Ya dulu ada, kisruh PSSI yang paling tajam adalah pasca 2011 hingga medio 2013, di mana memang ada dualisme organisasi. Namun, masa suram itu sudah berlalu, kurang dari dua tahun PSSI telah bermetamorfosis menunjukkan hasil kerja dan hasil nyata meskipun belum bisa memuaskan semua pihak,” kata Budi kepada wartawan menanggapi komentar Imam di Sampang, Madura.
Budi menegaskan bahwa saat ini internal PSSI sudah tidak ada konflik. Menurutnya, bila Menpora menganggap kisruh itu masih berlangsung, Budi justru menyalahkan Menpora.
"Kisruh yang mana yang dimaksud Menpora? Semua orang tahu, yang menyebabkan ketidakpastian kick off kompetisi ISL adalah Menpora yang kemudian membentuk Tim 9 dan menjadikan BOPI sebagai alat kekuasaan melampaui batas-batas yang tidak semestinya."
”Masyarakat tidak lupa, siapa yang berperan besar terhadap mundurnya jadwal ISL yang berakibat mundurnya persiapan pembentukan tim nasional,” ujar pria berkacamata itu.
Menurutnya, Menpora mungkin bisa mengelabui banyak orang dalam suatu waktu, bahkan membohongi sebagian orang sepanjang waktu. Tapi, dia lupa, bahwa tidak bisa membohongi semua orang sepanjang waktu.
"Kisruh organisasi PSSI sudah berlalu, penggunaan kata kisruh PSSI itu sangat tidak tepat, karena sangat menyesatkan, seolah-olah ada konflik di pengurus PSSI. Justru kisruh kompetisi ISL disebabkan inisiasi Menpora yang mengakomodir kepentingan orang-orang lama," kata Budi.
"Siapa mereka? Pengelola LPI yang sudah terbukti tidak kompeten dalam mengelola kompetisi, setengah musim kompetisi berjalan dan tidak berlanjut. Hutang klub di mana-mana. Itu semua merusak tatanan sepakbola. Semua itu dilakukan mereka dalam waktu singkat,” beber Budi merujuk para pengurus BOPI yang merupakan perpanjangan tangan Menpora dalam mengurusi olahraga profesional.
Bukan kali ini saja Menpora mengeluarkan komentar nyeleneh saat berkunjung ke daerah. Sebelumnya, Imam juga pernah menyamakan klub-klub ISL dengan partai politik.
Lihat berita lengkapnya pada tautan ini.
(one)
Bungkam Serbia, Portugal Pimpin Klasemen Grup I
Gol Giroud Bantu Prancis Bungkam Denmark
Bale Buka Suara Soal Penyerangan Mobilnya
