Legenda Timnas Indonesia Blusukan Cari Pemain Bagi MU

Striker legendaris Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto resmi melatih Sabah FA.
Sumber :
  • satu jam lebih dekat-tvOne
VIVA.co.id
Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi
– Legenda tim nasional Indonesia, Kurniawan Dwi Julianto, menyebut pemian muda di Malang punya daya tempur saat berada di lapangan. Semangat itu terlihat dominan melebihi pasukan sepakbola muda kelompok U-18 yang dinilainya di Aceh.

5 Fakta Marselino Ferdinan, Pemain Timnas yang Lagi Viral

“Soal teknik boleh dibilang merata, tapi semangatnya di sini lebih terlihat menonjol,” kata Kurniawan, Minggu 29 Maret 2015.

Dia berada di Malang dalam rangka mencari 11 pemain terbaik untuk mencicipi Manchester United Soccer School Training Camp pada Mei 2015 nanti, lewat program Clear Ayo! Indonesia Bisa Academy 2015. Sejumlah kandidat individu potensial dilihatnya lewat duel 16 sekolah sepakbola sepanjang Sabtu dan Minggu ini. Namun, dia harus mampir ke Papua sebelum menuntaskan penilaian dan memilih 11 bibit pemain unggul kelompok U-18.

5 Fakta Iwan Bule Trending di Twitter Karena Unggahan Situs PSSI

"Ada beberapa yang dinominasikan dari Malang, tapi saya belum bisa ngomong,” katanya.

Menurutnya, semangat berjuang Arek-Arek Malang terlihat menonjol. Meskipun selama dua hari didera cuaca yang tidak menentu, peserta yang tampil dalam format kompetisi antartim SSB ini menunjukkan semangat tinggi saat berada di lapangan rumput sederhana. Semangat itu menurutnya terlihat lebih menonjol dibanding peserta dari empat daerah sebelumnya, yaitu Aceh, Jakarta, Bandung dan Semarang.

"Di Aceh semangatnya juga bagus, tapi boleh dibilang hampir sama,” katanya.

Bagi pemain yang sempat merasakan rumput Liga Eropa saat bersama Sampdoria ini, bekal semangat penting, namun tidak lengkap tanpa pembinaan yang bagus dari luar. Bakat yang ada tak akan cukup jika tanpa dilengkapi dengan pembinaan yang bagus di usia dini.

Menurutnya, selama ini banyak jurang berbeda antara kondisi sepakbola di Jakarta dan di daerah, “Misalnya tentang teknis pemanasan, FIFA sudah merilis hasil penelitian terbaru bahwa pemanasan sepakbola harus dinamis sejak 2002. Tapi, sekarang, 2015, saya masih melihat di daerah ada pemanasan yang statis. Ini yang salah siapa, sosialisasinya kurang atau memang daerah yang tak mau pakai sistem baru,” katanya.

Bagi Kurniawan, pembinaan usia dini akan menentukan prestasi sepakbola Indonesia. Dengan pembinaan tepat, bakat pemain akan tersalurkan dengan baik sekaligus meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia.

Bukan tidak mungkin, pemain Indonesia akan banyak berbicara di liga dunia dengan pembinaan tepat sejak dini. "Caranya jangan bikin tim dan latihan untuk menang. Kompetisi juga penting, karena dengan kompetisi akan terlihat skill pemain sebenarnya. Kualitas sebenarnya akan teruji  jika di bawah tekanan,” bebernya. (one)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

Terbelit Sanksi, Barca Incar Pemain Terbuang Liverpool

Garuda Muda Siap Mati-matian Tundukkan Korsel

Bintang Real Madrid Sindir Sikap Media Spanyol

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya