Klub 'Sekarat' Ini Pernah Punya 11 Pemain Hebat

Parma di musim 1999
Sumber :
  • golenlasgaunas.com
VIVA.co.id
Di Manchester, Pogba Diperlakukan Layaknya Raja
- Krisis finansial membuat nasib Parma di ujung tanduk. Mereka terancam didepak dari Serie A karena dinyatakan bangkrut.

Masuk Polisi, 2 Penyerang Muda Tinggalkan PSM

Sungguh kisah tragis bagi sebuah klub yang pernah melahirkan bakat-bakat hebat di kancah sepakbola dunia. Ya, Parma kini sedang sekarat.
Saat Laga Testimoni, Rumah Rooney Disatroni Maling


Era 1990-an adalah masa kejayaan Parma. Memang mereka tidak pernah mengecap manisnya Scudetto. Tapi, dengan label sebagai tim medioker, mereka dianggap sukses karena acap kali menyulitkan tim-tim besar seperti Juventus dan AC Milan.

Parma tercatat sebagai tim yang berhasil menghentikan rekor tak terkalahkan dalam 58 laga milik AC Milan pada 1993. Mereka juga dua kali meraih gelar Piala UEFA (sekarang Liga Europa) pada 1995 serta 1999.

Tapi, yang akan selalu diingat dari Parma adalah para pemain top yang pernah bermain di sana. Dan berikut ini adalah daftar 11 punggawa terbaik mereka di setiap posisi.


Kiper: Gianlugi Buffon

Siapa yang tak kenal
portiere
satu ini? Ya, sebelum membela Juventus, Buffon lebih dulu memperkuat Parma. Malah dia adalah jebolan asli akademi sepakbola tim berjuluk Ducali tersebut.


Bersama Parma, Buffon meraih gelar Piala UEFA di 1999, Coppa Italia 1999 serta Piala Super Italia 1999.


Salah satu kiper terbaik dunia tersebut meninggalkan Parma pada 2001. Dia ditransfer ke Juventus dengan biaya £32,6 juta, yang membuatnya jadi kiper termahal di dunia sampai saat ini.


Bek tengah: Nestor Sensini dan Fabio Cannavaro
Sensini menjadi pilar utama pertahanan Parma selama bertahun-tahun. Dia dua kali membawa
Gialloblu
meraih Piala UEFA pada 1995 serta 1999. Hebatnya lagi, pemain Argentina ini juga bisa bermain di beberapa posisi berbeda, termasuk menjadi gelandang bertahan.


Untuk Cannavaro, pastinya sudah banyak yang mengenal pemain ini. Ya, dia adalah kapten Italia ketika merebut Piala Dunia 2006. Pria yang biasa disapa Canna ini mencuat sejak bermain di Napoli. Tapi, malah Parma yang paling lama memakai tenaganya, mulai musim 1995 sampai 2002.


Bek sayap: Lilian Thuram dan Antonio Benarrivo
Thuram bergabung pada 1996. Dia dapat dipasang di dua posisi, yakni bek kanan serta bek tengah. Di Parma, dia menyumbang tiga gelar. Namun, pada 2001, klub yang sedang mengalami kesulitan dana terpaksa menjualnya ke Juventus, satu paket dengan Buffon.


Benarrivo juga merupakan pemain serbabisa. Dia kadang dipasang sebagai bek kiri serta kanan. Loyalitasnya kepada klub sangat tinggi. Bergabung sejak 1991, pemain yang mencatat 23 caps di timnas Italia ini memilih pensiun di Parma pada 2004 silam.


Gelandang: Juan Veron dan Dino Baggio
Veron pernah berlabuh di klub hebat seperti Manchester United, Chelsea dan Inter Milan. Tapi, mungkin banyak yang lupa pemain Argentina ini pernah membela Parma. Hanya satu musim bergabung, namun dia mampu memberikan tiga gelar sekaligus (Piala UEFA, Coppa Italia, Super Coppa di 1999).


Dino Baggio rela meninggalkan Juventus yang sedang melejit di Serie A dan pentas Eropa pada 1994 demi bergabung dengan Parma. Dan pengorbanan itu sangat tepat. Dia menjadi legenda di Ennio Tardini dengan sukses menyumbang sejumlah gelar bergengsi, salah satunya Piala UEFA di 1995 dan 1999.


Penyerang: Enrico Chiesa, Hernan Crespo, Gianfranco Zola dan Faustino Asprilla
Chiesa membela Parma selama tiga musim. Bersama Hernan Crespo, dia menjadi salah satu duet lini depan paling menakutkan di Serie A. Dia juga menjadi bagian dari skuad Parma yang meraih double winner (Coppa Italia dan Piala UEFA pada 1999).


Seperti sudah disebutkan tadi, Crespo merupakan bomber andalan Parma di penghujung 1999. 116 kali turun membela Ducali, dia berhasil menyarangkan 62 gol. Namun, perjalanan karirnya di Parma harus terhenti di musim 2000. Crespo berhasil dibajak Lazio yang kala itu tengah bergelimang uang.


Zola membela Parma selama tiga musim sejak 1993. Di sana dia tampil 102 kali dan menyumbang 49 gol. Zola juga menjadi pilar utama Parma saat memenangi Piala UEFA 1995. Sayangnya, pada 1996, klub Inggris, Chelsea, berhasil membujuk Zola angkat kaki dari Ennio Tardini.


Asprilla dikenal berkat gol tendangan bebasnya ke gawang Milan pada 1993 yang sekaligus mematahkan rekor tanpa kekalahan dalam 58 pertandingan. Bomber asal Kolombia ini juga menjadi pilar utama saat Parma memenangi gelar internasional pertamanya di 1993, Piala Winners.


Selain nama-nama di atas, masih ada sejumlah pemain top yang layak dikenang atas jasanya memperkuat Parma, sebut saja Sergio Conceicao, Abel Balbo, Lorenzo Minotti, Diego Fuser, Matias Almeyda dan lain-lain. (one)


![vivamore = "
Baca Juga
:"]

Babak 32 Besar Europa League Usai, 8 Fakta Menarik Tercipta

Rasis, Fans Feyenoord Lempar 'Pisang' Raksasa ke Lapangan

Lovren Jadi Biang Kegagalan Liverpool, Ini Kata Rodgers

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya