- VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka
CEO Arema Cronus, Iwan Budianto, mengatakan, pergantian ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, penyematan 'Salam Satu Jiwa' lebih bernilai penting dan menjadi bagian dari identitas Arema. Sedangkan logo lama hanyalah hari ulang tahun Arema yang menurut Iwan tidak akan mungkin dilupakan oleh para pendukung Singo Edan.
"Seluruh Aremania tidak akan lupa ulang tahun Arema, 11 Agustus, meskipun itu tidak ada di logo. Di Malang perayaan 11 Agustus bahkan mungkin lebih meriah dibanding 17 Agustus,” ujar Iwan Budianto kepada VIVA.co.id, Selasa, 23 Februari 2015.
Iwan menambahkan, pihaknya telah mendaftarkan logo baru ke PT Liga Indonesia selaku pengelola Liga Super Indonesia (ISL). Selain itu, PT Liga juga lebih menekankan hal-hal lain yang berhubungan dengan pemain dan klub dibandingkan perubahan logo.
"Logo berbeda dengan yang terdaftar di ISL tak masalah. Dulu ketika mengubah nama menjadi Arema Cronus juga tak masalah, itu bukanlah hal substansial bagi PT Liga.”
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Iwan juga membeberkan perihal utang-utang klub kepada para pemain. Menurutnya, pihaknya masih punya tanggungan terhadap sejumlah mantan pemain. Bukan hanya pemain yang musim lalu memperkuat Singo Edan, tapi juga berutang kepada pemain yang sudah lama meninggalkan Arema.
"Seperti yang dialami Munhar (bek 2014), Arema juga masih berhutang pada banyak pemain eks 2012, seperti Khusnul Yuli, Agung Suprayogi, dan asisten pelatih Wolfgang Pikal. Kapan kita bayar, kita selalu berkomunikasi dengan pemain, menyesuaikan cash flow dan selalu kita cicil. Ini urusan perdata, selalu ada itikad baik. Negara saja berhutang, toh kami berhutang pada pemain kan wajar,” kata pria yang sempat sukses menjadi manajer Persik Kediri tersebut. (one)
Baca juga: