Kaleidoskop 2014: Pelajaran Klub-klub Eropa untuk Indonesia

Juventus Kalahkan ISL All Stars 8-1
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAbola
Sudah Jadi Pemain MU, Pogba Masih Dibelikan Rumah Juventus
- Indonesia sudah dikenal sebagai salah satu pasar yang dilirik klub-klub top dunia, khususnya Eropa. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak klub yang menggelar pertandingan di tanah air. Pemain-pemain Indonesia pun kembali dapat pelajaran penting pada 2014.

Diincar 2 Raksasa Italia, Isco Dibanderol Madrid Rp733 M

Tiga klub tercatat tampil di Indonesia dalam 12 bulan terakhir. Mereka adalah juara Eredivise (Liga Belanda), Ajax Amsterdam, klub La Liga, Sevilla, dan yang paling top adalah raksasa Italia, Juventus.
Juventus Tak Menikmati Untung Besar dari Penjualan Pogba


Kedatangan tiga klub top benua biru ini menyusul nama-nama seperti Chelsea, Liverpool, Arsenal, Inter Milan, Valencia, sampai Timnas Belanda yang sebelumnya sudah memuaskan dahaga suporter mereka di tanah air dalam beberapa tahun terakhir.

Ajax menjadi klub pertama yang merapat ke Indonesia tepatnya pada awal Mei 2014. Tim asuhan Frank De Boer ini menjalani dua pertandingan menghadapi dua klub Indonesia Super League (ISL) yaitu Persija Jakarta dan Persib Bandung.


Dalam laga perdana di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 11 Mei 2014, Ajax berhasil menang telak atas Persija 3-0 lewat gol Lucas Andersen, Mike van de Hoorn, dan Lerin Duarte. Tiga hari berselang, Persib kembali jadi lawan dan hasil akhir imbang 1-1.


"Persib main jauh lebih baik ketimbang Persija yang jadi lawan pertama kami. Persib mampu membangun serangan dari bawah," ujar De Boer setelah laga di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu, 14 Mei 2014.


"Terutama karena Persib diperkuat dua gelandang bertahan yang main bagus dan dua pemain sayap yang cepat. Serangan balik Persib sering merepotkan kami."


Setelah itu, giliran Sevilla menyambangi Indonesia pada bulan yang sama. Wakil La Liga tersebut menghadapi Pelita Bandung Raya di Stadion Si Jalak Harupat pada 22 Mei 2014. PBR menjadi bulan-bulanan dan menelan kekalahan 0-4 lewat gol Piotr Trochowski, Coke, dan dua gol Vicente Iborra.


Terakhir yang datang adalah juara 30 kali Liga Italia, Juventus, dan dijadwalkan menghadapi ISL All Star di Jakarta. Laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu pun jadi yang paling ramai dibanding dua laga sebelumnya.


Pada laga tersebut, tim tuan rumah dipermalukan 1-8 oleh Juve. Sempat mengejutkan lewat gol Srdan Lopicic di menit ke-2, ISL All-Star lalu tak berdaya menghadapi serbuan serangan Bianconeri sepanjang sisa laga.


Fernando Llorente membukukan tiga gol dalam waktu 6 menit saja (16', 20', 22') dan berhasil menambah satu gol di babak II. Sebastian Giovinco, Kingsley Coman, Carlos Tevez, dan Simone Pepe melengkapi keunggulan Bianconeri. Juventini Indonesia pun puas bisa menyaksikan klub kesayangan mereka langsung ditambah pesta gol.


Transfer Ilmu


Indonesia memang menjadi salah satu daerah incaran klub-klub Eropa untuk "menjajakan diri" dalam pasar sepakbola. Kecintaan sepakbola yang tinggi dan juga haus akan hiburan seakan menjadi lumbung uang bagi penyelenggara pertandingan maupun klub yang diundang.


Lalu, apa keuntungannya bagi sepakbola Indonesia? Sepertinya kedatangan klub-klub top Eropa masih belum bisa memberikan suntikan ilmu bagi para pemain tim nasional. Pasalnya, kedatangan tim Eropa hanya menjadi ajang hiburan semata tanpa edukasi dari para pemain.


Padahal, poin ini yang diharapkan bisa menjadi keuntungan saat klub-klub Eropa datang ke Indonesia. Hal ini pun diakui oleh sejumlah pemain Indonesia yang berkesempatan menjajal lawan yang sebelumnya hanya dilihat di televisi.


"Ajax adalah klub elite dunia. Ajax tampil dominan. Tapi, anak-anak main disiplin menjalankan instruksi (pelatih) sehingga mampu menyerang balik dengan baik dan mencetak gol. Ini hasil membanggakan, saya puas," ujar pelatih Persib, Djajang Nurdjaman, usai menahan Ajax beberapa waktu lalu.


Persib boleh bangga. Biasanya, klub-klub Eropa kerap bertemu dengan tim yang baru dibentuk tak sampai dua pekan. Ketimpangan kualitas akhirnya membuat klub-klub lokal menjadi bulan-bulanan. Tak terlihat ada transfer ilmu yang terjadi.


Indonesia masih akan jadi target market klub-klub top Eropa dalam beberapa tahun ke depan. Barcelona bisa saja merapat karena akan menggelar tur Asia jelang musim mendatang, begitu juga beberapa klub dari liga lain.


Kedatangan klub-klub Eropa ini jangan sampai hanya memberikan keuntungan sepihak. Indonesia sebagai negara dengan pangsa pasar sepakbola yang luar biasa juga harus merasakan keuntungan nyata di atas lapangan sepakbola. Sudah saatnya Indonesia tidak jadi pasar saja, tapi juga jadi lawan yang kompetitif saat menjamu para tamu dari negeri seberang. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya