Akhir Perjalanan 20 Tahun King Henry

Thierry Henry saat masih memperkuat Arsenal
Sumber :
  • Sport Gentside
VIVAbola - 20 tahun meniti karier sebagai pesepakbola, Thierry Henry memutuskan pensiun pada Selasa 16 Desember 2014. Pria asal Prancis itu memiliki banyak kisah dalam kariernya, khususnya saat membela tim yang begitu dicintainya, Arsenal.
Wenger Isyaratkan Tak Ada Bek Baru di Laga Pertama Arsenal

Perjalanan karier Henry sendiri dimulai di beberapa klub kecil, seperti CO Les Ulis, yang ada di kampung halamannya, US Palaiseau, Viry-Châtillon, dan Clairefontaine. Dia kemudian "ditemukan" oleh pencari bakat AS Monaco, Arnold Catalano, yang kemudian membawanya menuju karier profesional.
Oezil Tak Berharap Jadi Kapten Jerman

Di Monaco, Henry sempat dilatih oleh Arsene Wenger, yang saat itu menempatkannya sebagai winger kiri. Sempat beberapa kali dicoba menjadi striker, namun Wenger belum yakin. Wenger kemudian pergi ke Nagoya Grampus, sedangkan Henry masih di sana. 
Bintang Arsenal Desak Wenger Fokus Cari Bek

Lima musim membela Monaco dan menjadi pemain muda terbaik, Henry mencoba petualangan baru di klub yang lebih besar, Juventus, pada Januari 1999. Sayang, kariernya di tim Serie A tersebut mandek. Dipasang sebagai winger, Titi --sapaan akrab Henry-- hanya mencetak tiga gol dari 16 laga.

Dan, Henry kembali bertemu Wenger dalam momen tak terduga. "Setelah melakoni laga bersama Juve pada akhir musim, saya hendak kembali ke Paris. Siapa yang ada di pesawat? Ya, bos (Arsene Wenger) lah ada di pesawat," tuturnya, dilansir Mirror.

"Saat itulah saya bilang kepadanya, kalau saya akan senang jika bergabung dengan Arsenal. Setelah itu, (anda tahu sendiri) apa yang terjadi," sambung pemain dengan nama lengkap Thierry Daniel Henry tersebut. 

Bergabung pada musim 1999-2000, Henry didapuk untuk memainkan peran striker, menggantikan Nicolas Anelka. Namun, saat itu, banyak keraguan yang ditujukan kepadanya. Terlebih, kariernya melempem selama membela Bianconeri. 

Perlahan tapi pasti, Titi pun menjadi pemain yang bukan hanya cepat, tapi naluri membunuh dan kemampuan olah bolanya pun tergolong luar biasa. Pada musim pertamanya, dia sukses membukukan 26 gol di seluruh kompetisi.

Jadi pemain haus gol, Henry pun memasuki masa keemasannya pada musim 2001-02, di mana dia untuk mempersembahkan titel juara Premier League bagi Arsenal. Adapun trofi Premier League keduanya didapat pada musim 2003-04.

Selain itu, Henry juga menajadi bagian dari "The Invincible" atau tim tak terkalahkan Arsenal, sebanyak 49 laga Premier League, dari 7 May 2003 hingga 16 Oktober 2004. Tak hanya itu, dia juga sukses membawa The Gunners ke final Liga Champions 2006, meski akhirnya ditumbangkan Barcelona 1-2.

Catatannya semakin lengkap dengan kesuksesannya mematahkan rekor milik Ian Wright, sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Arsenal. Hingga saat ini, dia masih memegang rekor tersebut, dengan 228 gol dari 376 penampilan di semua kompetisi.

Dan, perjalanan karier Henry di Arsenal akhirnya mesti berakhir pada 2010, di mana dia menerima pinangan raksasa Spanyol, Barcelona. Namun bagaimanapun, Titi selalu mendapat tempat di hati fans, mengingat sumbangsihnya begitu nyata bagi Arsenal.

Karier menurun dan kontroversi handball
Selepas meninggalkan Arsenal, karier Henry terbilang merosot. Jika sebelumnya menjadi bintang, kali ini dia harus berada di bawah bayang-bayang Lionel Messi, yang memiliki tempat khusus di hati fans Barcelona. Namun, jumlah golnya masih terhitung banyak.

Saat berkostum Blaugrana, Henry mencetak 12 gol pada musim pertama di La Liga, dan 19 gol pada musim kedua. Sayang, memasuki tahun ketiga, jumlah bermainnya semakin berkurang. Alhasil, King Henry hanya mampu menyarangkan empat gol.

Namun, dari segi pencapaian tim, Henry terbilang sukses bersama Blaugrana. Dalam tiga musim, dia berhasil mengangkat dua titel La Liga, satu Copa del Rey, satu Piala Super Eropa, satu Liga Champions, dan satu Piala Dunia antarklub.

Namun, sadar sudah tak lagi kompetitif karena usia, plus sengitnya persaingan di Barcelona, Henry memutuskan hijrah ke Major League Soccer (MLS), mengikuti tren para pemain gaek lainnya. Adapun klub yang dipilihnya adalah New York Red Bulls.

Sempat diselingi comeback ke Arsenal dengan status pinjaman pada 2011/12, Henry menjalani musim-musim bersama New York Red Bulls dengan cukup produktif. Pada musim perdananya, dia sempat kesulitan dan hanya mampu mencetak dua gol.

Sedangkan pada dua musim terakhirnya, 2013 dan 2014, Henry mencetak 10 gol dari 30 laga yang dilakoninya di MLS. Dan akhirnya di usia 37 tahun, pemain yang dikenal humoris tersebut pun merasa layak untuk menyudahi kariernya sebagi pesepakbola.

Sementara itu, di kancah internasional, Henry mengoleksi 123 caps bersama Timnas Prancis. Adapun trofi-trofi yang dipersembahkannya bagi Les Bleus adalah Piala Konfederasi 2003, Piala Dunia 1998, dan Piala Eropa 2000. Juga finalis Piala Dunia 2006.

Namun, kariernya sedikit tercoreng dengan kontroversi yang terjadi pada babak playoff Piala Dunia 2010. Melawan Irlandia, Prancis akhirnya lolos dengan agregat 2-1. Adapun gol yang meloloskan mereka dicetak William Gallas, usai menerima umpan Henry.

Tayangan ulang menunjukkan kalau Henry menggunakan tangannya untuk menahan bola, sebelum mengirim umpan kepada Gallas. Namun, hal tersebut tak terpantau wasit, sehingga gol tersebut pun dinyatakan sah, dan Les Bleus melaju ke putaran final.

Usai pertandingan tersebut, banyak kecaman yang ditujukan kepada Henry. Sempat frustrasi dengan hal tersebut, pemain yang pernah menjadi bagian dari Timnas Prancis U-20 tersebut akhirnya bisa keluar dari tekanan yang ada. 

Banting setir menjadi komentator
Usai memutuskan pensiun, Henry tak perlu mencari pekerjaan baru, karena dia sudah mendapat tawaran menjadi komentator sepakbola dari stasiun tv asal Inggris, Sky Sports. Tawaran itu sendiri telah diterimanya, dengan maksud mencari tantangan baru.

Henry menuturkan, sangat mudah untuk memutuskan untuk mengakhiri karier sebagai pesepakbola dan meneruskan karier sebagai komentator. Namun, dia senang dengan profesi barunya tersebut, meski diakuinya, segalanya pasti membutuhkan proses.

"Sejujurnya, tak sulit untuk mengambil pekerjaan ini. Yang sulit adalah meninggalkan permainan yang Anda suka dan mengaplikasikannya ke sebuah tulisan media," kata Henry seperti dilansir Telegraph.

"Tapi, saya senang dan tak ada penyesalan sama sekali. Pekerjaan ini susah-susah gampang," sambung pemain yang mencetak dua gol dari tujuh pertandingan, ketika comeback ke Arsenal pada musim 2011/12 tersebut.

Henry juga mengatakan, ada persamaan antara profesi pesepakbola dan komentator. Persamaan itu menurutnya, adalah sama-sama menjadi bagian dari tim. Jika sebelumnya dia mampu memuaskan fans, kini dia berharap bakal memuaskan penonton.

"Saya cukup beruntung bisa memiliki karier bermain dengan banyak memori hebat dan saya tak sabar untuk segera memulai tahap baru bersama Sky Sports," kata Henry, sebagaimana dilansir Dailymail.

"Saya telah bermain untuk beberapa tim terbaik dalam sepakbola dan sekarang saya bergabung dengan tim, yang menurut saya terbaik di televisi. Saya tak sabar untuk menghadirkan analisis sebaik mungkin kepada penonton Sky Sports," lanjutnya.

Profil:

Nama Lengkap: Thierry Daniel Henry
Tanggal lahir: 17 Agustus 1977 
Tempat lahir: Les Ulis, Essonne, Prancis
Posisi bermain: Striker

Karier: 
(1994-1999) AS Monaco
(1999) Juventus
(1999-2007) Arsenal
(2007-2010) Barcelona
(2010-2014) New York Red Bulls
(2012) Arsenal --pinjaman

(1997-2010) Timnas Prancis

Prestasi di klub/negara: 
AS Monaco: Ligue 1 (1996-97), Trophee des Champions (1997)
Arsenal: Premier League (2001-02, 2003-04), Piala FA (2002, 2003, 2005), Community Shield (2002, 2004)
Barcelona: La Liga (2008-09, 2009-10), Copa del Rey (2008-09), Piala Super Spanyol (2009), Liga Champions (2009-09), Piala Super Eropa (2009), Piala Dunia Antarklub (2009) 
New York Red Bulls: MLS Supporters Shield (2013), MLS Eastern Conference (2010, 2013)
Timnas Prancis: Piala Dunia (1998), Piala Eropa (2000), Piala Konfederasi (2003)

Prestasi Individu: 
- Pemain terbaik Premier League (2002-03, 2003-04)
- Sepatu emas Premier League (2001-02, 2003-04, 2004-05, 2005-06)
- Pemain terbaik Prancis (2000, 2003, 2004, 2005, 2006)
- Sepatu emas Eropa (2003-04, 2004-05)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya