Barcelona yang Beda dan Kisah Singkat Liverpool di Liga Champions

Pedro, Lionel Messi, dan Jordi Alba merayakan gol Barcelona
Sumber :
  • REUTERS/Andreas Manolis

VIVAbola – 16 klub telah memastikan diri melaju ke babak perdelapanfinal Liga Champions 2014-2015. Hanya sedikit terjadi kejutan di Liga Champions musim ini di mana Liverpool gagal lolos, dan harus puas terbuang ke kompetisi Europa League.

Bundesliga Jerman boleh jumawa, karena mereka memiliki wakil terbanyak di fase knock out Liga Champions musim ini. Ada empat klub asal Bundesliga yang melaju ke babak 16 besar di antaranya, Bayern Munich, Borussia Dortmund, Bayer Leverkusen, dan Schalke 04.

Kemudian, Inggris dan Spanyol masing-masing mengirimkan tiga wakil mereka di babak 16 besar Liga Champions.  Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid merupakan wakil dari Spanyol, sedangkan tiga wakil Inggris adalah Chelsea, Arsenal, dan Manchester City.

Sementara itu, Ligue 1 Prancis boleh sedikit bangga, karena mereka memiliki dua wakil di perdelapanfinal kali ini yaitu, AS Monaco dan Paris Saint-Germain.  Untuk empat klub lainnya masing-masih diwakili Juventus dari Italia, Basel dari Swiss, Porto dari Portugal, dan Shakhtar Donestk dari Ukraina.      
Undian untuk babak 16 besar Liga Champions sendiri baru akan dilangsungkan pada Senin 15 Desember 2014 di Nyon, Swiss. Formatnya, klub yang lolos dengan status sebagai juara grup akan bertemu runner up. Tim dari negara yang sama dan berada di grup yang sama pada babak sebelumnya, tidak akan bertemu. 

Peta kekuatan pun semakin menarik, sebab beberapa kemungkinan bisa terjadi untuk menciptakan bigmatch di 16 besar. Barcelona bisa saja bertemu Juventus, Manchester City, atau atau Arsenal. Begitu juga dengan Chelsea yang bisa bersua PSG atau Juventus. 

Taktik Beda Barcelona Lumpuhkan PSG

Jika ada yang mengejutkan dari pertandingan antara Barcelona kontra Paris Saint-Germain, maka itu adalah taktik eksperimental klub asal Katalan tersebut. Menerapkan sistem permainan 3-5-1-1 dengan turunan 3-2-3-2, Barcelona cukup mengejutkan tim asuhan Laurent Blanc.

Barcelona menang dengan skor 3-1 dalam pertandingan pamungkas Grup F Liga Champions di Stadion Camp Nou. Gelandang serang Blaugrana, Andres Iniesta, mengaku diinstruksikan pelatih Luis Enrique untuk mendominasi permainan dengan taktik berbeda tersebut.

"Kami mencoba mengejutkan Paris, mencari ruang, superior, dan menciptakan situasi-situasi berbahaya. Saya pikir, kami berhasil melakukan semua itu. Kami memang dituntut untuk menyajikan performa komplet, karena mereka tim yang hebat," kata Iniesta.

Taktik eksperimental ini jelas membuat pemain Barca ikut kebingungan. Buktinya Zlatan Ibrahimovic mampu menemukan ruang kosong untuk mencetak gol saat laga baru berjalan 14 menit.

Beruntung trisula maut Barcelona, Lionel Messi, Neymar dan Luis Suarez, menemukan ketajaman mereka untuk memberikan kemenangan 3-1 di Camp Nou. Enrique pun ikut senang taktik eksperimentalnya berhasil.

"Risiko dari sistem bermain kami? Semua tergantung hasil apa yang kita raih. Apa yang kami lakukan baik atau buruk tergantung hasil akhir," tutur Enrique, seperti dilansir Sport.

"Kami kehilangan pemain penting seperti Dani Alves dan sempat kesulitan menekan lawan kami. Kami akhirnya bisa bangkit berkat penampilan yang bagus. Kami sudah lama mempelajari sistem baru ini, tapi tidak terlalu sering karena jadwal yang padat," lanjutnya.

Pelatih Paris Saint-Germain, Laurent Blanc, mengaku terkejut dengan formasi tak biasa yang diterapkan Barcelona. Sistem permainan itu berbeda dari sebelum-sebelumnya diterapkan oleh pelatih Luis Enrique dengan pola 4-3-3.

“Kami cukup terkejut dengan taktik yang diterapkan Luis Enrique, meskipun saya tidak berpikir itu membuat banyak perbedaan,” ujar Blanc, seperti dilansir Football-Espana, Kamis 11 Desember 2014. 

“Rasa frustrasi pada laga itu adalah sesuatu yang kami sadari untuk pertandingan semacam ini. Kami berbahaya saat memegang bola, tapi serangan kami bukan yang terbaik untuk laga ini,” sambungnya.

Barcelona Masih Mau Beli Striker Walau Sudah Ada MSN

Kapten Liverpool, Steven Gerrard, usai timnya disingkirkan Basel

Cerita Singkat Comeback Liverpool di Liga Champions
 
Liverpool boleh saja memiliki sejarah sebagai klub yang telah mengoleksi lima trofi Liga Champions (dulu Piala Champions). Namun, nasib The Reds musim ini di Liga Champions jauh dari kata hebat, tak seperti sejarah mereka.

Steven Gerrard dan kawan-kawan kalah bersaing dari Real Madrid dan Basel, yang lolos ke 16 besar Liga Champions sebagai wakil dari Grup B. Liverpool hanya mampu mengoleksi lima poin dari enam laga di penyisihan grup dengan rincian, sekali menang, dua kali imbang, dan tiga kali kalah.

Terpuruknya klub asal Merseyside ini bahkan diakui oleh Gerrard yang menganggap Liverpool memang tak pantas lolos. Tim asuhan Brendan Rodgers ini pun harus rela terbuang ke kompetisi kelas dua, Europa League. 

Sebelum tampil di Liga Champions musim ini, Liverpool sudah absen di kompetisi antar klub elite selama lima musim. Pada laga terakhir Grup B, Liverpool harus puas bermain imbang 1-1 melawan Basel di Stadion Anfield.

"Tidak (Liverpool tak pantas untuk lolos). Kami harus keluar akibat penampilan kami malam ini," ujar Gerrard pada ITV.

"Kami terdepak, karena kami tidak cukup bagus saat tandang ke Basel. Pada laga terakhir, kami kebobolan gol bodoh di injury-time. Kami selalu lolos, setelah enam pertandingan dan sayangnya kami tidak cukup bagus," lanjut eks kapten Timnas Inggris tersebut.

Lihat berita menarik lainnya klik di sini

Tak Ditempatkan Sesuai Posisi di Liverpool, Apa Kata Origi
Manajer Liverpool, Juergen Klopp.

Liverpool Tunjuk Direktur Sepakbola untuk Pertama Kali

Klopp menginginkan posisi itu untuk mengurangi beban kerjanya.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016