Ribery: Ballon d'Or Hanya Permainan Politik Kotor

Pemain Bayern Munich, Franck Ribery, melihat trofi Ballon d'Or
Sumber :
  • REUTERS/Arnd Wiegmann
VIVAbola - Winger Bayern Munich, Franck Ribery, mencurigai ada praktik kotor yang terjadi di dalam proses voting Ballon d'Or. Ribery mengaku sudah menyadari hal itu sejak tahun lalu.
Bayern Siap 'Gelar Karpet Merah' untuk Schweinsteiger

Pemain asal Prancis ini sempat menjadi salah satu kandidat tekuat peraih Ballond'Or tahun lalu. Namun, pamor Ribery turun di akhir pemilihan.
Ancelotti Peringatkan Sikap Ribery di Lapangan

Selanjutnya, Ribery kalah. Gelar Ballon d'Or pun jatuh ke tangan Cristiano Ronaldo.
Meski Dihina, Guardiola Mengaku Masih Cinta Ribery

Dijelaskannya, kemenangan Ronaldo tahun lalu sudah bisa ditebak. Hal itu terlihat ketika dia menghadiri malam penganugerahan gelar Ballon d'Or tahun lalu.

"Saya bilang ke istri, 'Lihat bagaimana saya kalah'. Di sana, Sepp Blatter memeluk Ronaldo dan semua keluarganya. Saya tidak bodoh. Itu adalah pertanda jelas Ronaldo memenangkan Ballon d'Or," kata Ribery kepada Bild.

Kemenangan Ronaldo memenangkan Ballon d'Or tahun lalu memang penuh pro dan kontra. Ada yang bilang Ronaldo tak layak mendapatkan gelar tersebut karena gagal mempersembahkan gelar untuk Madrid di musim 2012/13.

Namun, ada juga yang mengatakan Ronaldo sangat pantas mendapatkannya karena prestasi individunya. Persaingan Ballon d'Or tahun ini dipastikan akan semakin panas. Selain Ronaldo dan Messi, Manuel Neuer juga dijagokan untuk meraihnya.

Munculnya nama Neuer di dalam nominasi tentu tak salah. Dia tampil impresif saat membela timnas Jerman menjuarai Piala Dunia 2014, Brasil.

"Ballon d'Or saat ini bukan untuk pemain terbaik. Ini hanya permainan politik kotor. Fabio Cannavaro memenangkannya karena dia juara Piala Dunia 2006. Situasinya akan sama tahun ini," sindir Ribery. 

"Saya tak iri. Penghargaan ini tak berarti lagi bagi saya," ucapnya.

Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya