- Marco Tampubolon/VIVAbola
VIVAbola - Setelah menanti selama 19 tahun, Persib Bandung akhirnya berhasil mengakhiri paceklik gelarnya. Maung Bandung tampil sebagai juara Liga Super Indonesia (ISL) 2014 usai mengalahkan Persipura Jayapura, 7 November 2014.
Tidak mudah bagi Persib merebut gelar bergengsi tersebut. Di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Maung Bandung, dipaksa bekerja keras sejak menit pertama.
Ribuan bobotoh yang mendampingi Persib terdiam saat Ian Louis Kabes berhasil menjebol gawang I Made Wirawan pada menit ke-5. Persipura unggul 1-0 atas Persib.
Pelatih Maung Bandung, Djadjang Nurdjaman, tidak panik melihat situasi ini. Djanur tetap yakin, pasukannya mampu menjinakkan Mutiara Hitam yang tampil memukau.
"Melawan Persipura tidak setegang saat kami bertemu Arema," kata Djadjang dalam perbincangan dengan VIVAbola, pekan ini. "Apalagi gol tercipta di menit-menit awal," sambung mantan pemain Maung Bandung di era perserikatan tersebut.
Di penghujung babak pertama, "dewi fortuna" mulai mendekati Persib. Diawali dengan kartu merah bek Bio Paulin, Persib kemudian berhasil menyamakan kedudukan.
Di babak kedua, Persib justru berbalik unggul lewat gol M Ridwan pada menit ke-53. Namun, Persipura tidak menyerah, bahkan sebaliknya terus menekan Maung Bandung. Hasilnya di menit 79, Persipura mampu menyamakan kedudukan lewat Boaz Solossa.
Seakan tak percaya, Djadjang terjatuh saat bola bersarang ke gawang I Made Wirawan. Situasi semakin tegang saat skor imbang hingga perpanjangan waktu. Sebelum dilanjutkan dengan adu penalti, Djadjang bahkan sempat terlihat cekcok dengan penyerang, Ferdinand Sinaga.
Beruntung, situasi tersebut segera mencair dan Maung Bandung berhasil mengalahkan Persipura 5-3 dalam drama adu penalti.
Apa yang membuat Djadjang terjatuh dalam laga ini dan apa yang menyebabkan Ferdinand marah-marah? Baca petikan wawancara VIVAbola dengan Djadjang pada ini. (art)
Dilarang Pakai Atribut, Suporter Persija Berontak
The Jakmania akan orenkan Manahan saat lawan Persib.
