Buah Kesabaran Persib dan Sepenggal Mimpi Bobotoh

Persib Bandung Juarai Final ISL 2014
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVAbola – Pada sebuah lakon bertajuk final Indonesia Super League 2014, Persib Bandung menyudahinya dengan akhir cerita yang manis. Penantian 19 tahun akan gelar juara Liga Indonesia berakhir, Persib juara ISL 2014 usai menundukkan Persipura Jayapura di final.

Pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, menyajikan pertarungan sengit. Tak ada yang salah jika menyebut partai antara Persib kontra Persipura itu sebagai sebuah final yang ideal.

Siapa pun yang menonton jalannya pertandingan, bakal setuju, begini pertandingan yang layak disebut final. Persipura yang pantang menyerah meski bermain dengan 10 orang, bertemu Persib, yang punya motivasi berlipat di final kali ini.

Bagi Persib, kemenangan ini lebih mirip seperti sebuah tekad pembebasan dari belenggu 19 tahun. Hasrat dan rasa rindu masyarakat Bandung untuk menyaksikan klub kesayangan mereka mengangkat trofi paling bergengsi di Indonesia sudah tak tertahankan, dan inilah waktu yang tepat.

Gelar juara itu pun bisa mereka bawa ke Tanah Pasundan. Bahkan, mungkin sebagian dari bobotoh, khususnya mereka yang lahir di awal 90-an, kala itu belum benar-benar merasakan indahnya juara Liga Indonesia 1994-1995. Jadi, inilah gelar pertama setelah kekosongan yang sangat panjang, sepenggal mimpi yang menjadi kenyataan.

Berapa banyak dana yang telah digelontorkan oleh manajemen Persib sebelumnya, demi mendatangkan pemain-pemain bintang. Pengorbanan yang tak lebih untuk mencoba mengubah sepenggal mimpi juara, menjadi sebuah kenyataan. Kini, Bandung boleh berpesta kemenangan atas buah dari kesabaran mereka.

Dan sebelum Persib berada di posisi jawara, terus terang saja, hadangan yang dimiliki Maung Bandung terbilang berat. Kita lihat bagaimana Persib harus menyingkirkan favorit juara musim ini, Arema Cronus di semifinal ISL musim ini.

Kemudian, Firman Utina dan kawan-kawan harus bersusah payah menaklukkan Persipura di partai puncak, meski Mutiara Hitam bermain dengan 10 orang sejak penghujung babak pertama. Maka ketika Persib mampu menundukkan dua lawan terberat itu, trofi juara ISL terasa layak diberikan kepada anak-anak asuhan Djadjang Nurjaman.

Tentu tak ada yang lebih bahagia dari para bobotoh, setelah kesuksesan yang direngkuh oleh Persib. Terutama bagi mereka yang sengaja ‘menyeberangi lautan’ hanya demi mendukung Persib di Jakabaring dan menyaksikan langsung final syarat sejarah tersebut. Pengorbanan mereka tak sia-sia.

Bus Persib Kecelakaan Gara-gara Rem Blong

Motivasi dan Buah dari Kesabaran Maung Bandung

Tanpa kekompakan di lapangan, teknik dan taktik bukan apa-apa. Meski sempat terjadi selisih paham antara Ferdinand Sinaga dan Muhammad Ridwan, keduanya kemudian tampak akrab kembali demi mengantarkan Persib juara.

Djadjang Nurjaman juga menuturkan, betapa kesabaran juga turut andil dalam kesuksesan Maung Bandung. Drama di partai puncak yang digelar di Palembang pun berakhir penuh suka cita untuk warga Bandung, dan tentu masyarakat pencinta sepakbola Tanah Air.

"Pertandingan yang dramatis. Kami berhasil merebut gelar juara sejak 19 tahun berkat kekompakan dan kerjasama tim yang bagus," kata pelatih Persib, Djajang Nurjaman, seusai laga.

"Kami memang sempat kewalahan menghadapi Persipura. Namun, para pemain tampil dengan sangat sabar," sambung pria 50 tahun tersebut.

Kapten Persib, Firman Utina, menuturkan, bagaimana besarnya peran bobotoh dalam membantu keberhasilan timnya menjadi juara ISL 2014. Dia juga mempersembahkan trofi ISL untuk manajer Umuh Muchtar, yang sedang sakit, tapi tetap datang ke Palembang.

"Persipura bukanlah lawan mudah. Kami butuh kerja keras dan kekompokan tim untuk mengalahkannya. Kemenangan ini secara pribadi spesial untuk bapak kita (Umuh Muchtar) yang sakit dan rela datang untuk menyaksikan pertandingan," kata Firman.

"Mereka (Bobotoh) relah datang kesini meninggalkan kesibukannya untuk mendukung Persib. Kami sangat berterimakasih," tuturnya.

Persipura Jayapura 2014

Kutukan Juara Bertahan ISL Terus Berlanjut

Bobotoh Diharap Tetap Dukung Persib di Pakansari

Persipura Jayapura gagal mempertahankan gelar juara Liga Super Indonesia (ISL). Mutiara Hitam dibekuk Persib Bandung lewat adu penalti pada final ISL 2014 yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Jumat 7 November 2014.

Kedua tim bermain sengit dalam laga itu. Pada waktu normal, kedua tim bermain imbang 2-2. Saat adu penalti, Persipura menyerah dengan skor 3-5 setelah Nelson Alom gagal menundukkan kiper Persib, I Made Wirawan, dan Ahmad Jufriyanto suksesn menaklukkan Dede Sulaiman.

Kegagalan Persipura ini membuat kutukan sang juara bertahan belum juga terpatahkan. Sejak era Liga Indonesia hingga saat ini, memang belum ada satu tim pun yang mampu merebut dua gelar secara berturut-turut.

Bagi Mutiara Hitam, ini kali ketiga mereka gagal mempertahankan gelar juara. Pada musim 2009-10, Persipura yang berstatus juara bertahan harus bertekuk lutut di hadapan Arema Cronus. Sementara pada musim 2011-12, giliran Sriwijaya FC yang memupuskan harapan Boaz Solossa Cs untuk mempertahankan gelar.

Tapi, Persipura memiliki siklus begitu menarik soal gelar juara selama enam tahun terakhir di ISL, di mana mereka bergantian jadi juara mapun ISL 2014. Pada 2009, Persipura menjadi juara, dilanjutkan ke tahun 2010 di mana Mutiara Hitam harus usai menerima kekalahan.

Pada 2011, Immanuel Wanggai dan kawan-kawan mampu merebut kembali trofi ISL, namun setahun kemudian, Persipura kembali gagal mempertahankannya setelah Sriwijaya sanggup menjadi juara ISL 2012. Tahun 2013 menjadi tahun kesuksesan Persipura lagi dengan menjadi juara ISL, dan musim ini, mereka lagi-lagi gagal mempertahankan gelar juara yang mereka rebut musim lalu.

Lihat berita menarik lainnya klik di sini

Persija Jakarta Vs Persib Bandung

Dilarang Pakai Atribut, Suporter Persija Berontak

The Jakmania akan orenkan Manahan saat lawan Persib.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016