Bertambahnya Daftar ‘Dosa’ Pepe di Atas Lapangan

Bek Real Madrid, Pepe
Sumber :
  • Zimbio
VIVAbola –
Real Madrid Dapat Kabar Gembira dari Ronaldo
Képler Laveran Lima Ferreira atau yang biasa dikenal dengan nama Pepe, cukup identik dengan aksi kontroversialnya sebagai pemain. Bek timnas Potugal dan Real Madrid ini kembali menambah ‘dosanya’ di atas lapangan.

Jawaban Pogba Membuat Real Madrid Batal Merekrutnya

Pemain anyar AS Roma, Seydou Keita, melempar botol minuman kepada Pepe pada laga kontra Real Madrid di ajang International Champions Cup, Rabu 29 Juli 2014. Tak ada asap kalau tak ada api, peribahasa itulah yang pas untuk menggambarkan tindakan Keita.
Pogba Catat Rekor, Ini Daftar 10 Pemain Termahal Dunia


Gelandang AS Roma, Seydou Keita, menjelaskan alasan di balik perseteruannya dengan bek Real Madrid, Pepe, sebelum kedua tim bertemu di laga pramusim International Champions Cup, di Dallas, Amerika Serikat, Selasa (29/7/2014).

Semua berawal saat para pemain I Lupi menghampiri skuad El Real untuk berjabat tangan,  kemudian Keita menolak menjabat tangan Pepe. Tak terima, Pepe pun memprotes tindakan Keita dengan cara meludahinya.

Alhasil, suasana menjadi panas dan para pemain kedua tim mencoba menenangkan rekannya masing-masing. Keita sendiri tampak melemparkan botol air minum ke arah Pepe, namun mantan pemain Barcelona itu memiliki alasan atas perbuatannya itu.

"Saat bermain untuk Barcelona (pada 2011), Pepe menyebut saya 'mocaco' yang berarti monyet dan dia juga meludah. Saat itu saya tak mengungkap ke publik karena saya pikir dia tidak penting (untuk ditanggapi)," ujar Keita kepada RF1.


"Itulah mengapa saya tak menjabat tangannya sebelum laga. Lalu tiba-tiba dia muncul di belakang saya dan meludah. Saya sedang memegang botol dan kemudian melemparkannya," sambung pemain asal Mali ini.


Meski begitu, pemain berusia 34 tahun tersebut tetap meminta maaf atas tindakannya yang melempar Pepe dengan botol minuman. Sementara itu, Pepe belum angkat bicara soal kericuhan yang terjadi di laga pramusim ini.


Aksi Teatrikal dan Brutal

Pepe menanduk Thomas Mueller

Karier sepakbola Pepe  terkadang dihiasi  dengan aksi-aksi teatrikal alias diving. Sayangnya, kondisi tersebut diperparah dengan permainannya yang cenderung brutal dan kerap menelan korban.


Pepe tak segan untuk menghajar lawan dengan tackling keras atau tendangan ke arah muka demi membawa tim yang dibelanya menjadi pemenang. Walau ada kalanya aksinya itu menjadi bumerang bagi timnya sendiri, seperti hadiah kartu merah atau larangan bermain.


Meski daftar hitamnya di atas lapangan terus bertambah, pemain yang disebut Wayne Rooney sebagai seorang yang idiot ini tak pernah menyesal. Terakhir, adalah aksi pelanggaran kepada Thomas Muller dalam laga Jerman kontra Portugal di Jerman di laga pembuka grup G Piala Dunia 2014.


Usai melanggar, Pepe kemudian melakukan aksi provokasi dengan menandukkan kepalanya ke kepala penyerang Die Panser tersebut. Bek berusia 31 tahun itu pun dikartumerah dan Portugal kala telak 4-0 oleh Jerman.


Bicara aksi brutal Pepe, mungkin para pemain Barcelona lah yang paling banyak menjadi korbannya. Bintang El Barca, Lionel Messi, sudah merasakan bagaimana sakitnya tangannya yang diinjak dengan sengaja oleh Pepe.


Kemudian kepala Cesc Fabregas yang ditanduk, namun Pepe yang pura-pura menjadi korban. Bahkan, media-media Spanyol sempat mengabarkan bahwa Barca memiliki video kompilasi aksi brutal dari Pepe dalam laga El Clasico.


Pada Februari 2013, Stasiun Televisi dari Catalunya, TV3, mengeluarkan video yang cukup kontroversial di mana mereka menyamakan para pemain Madrid, khususnya Pepe dengan hewan liar.


Dalam video yang berdurasi dua menit empat detik tersebut, berisikan kompilasi potongan video pemain Madrid yang melakukan pelanggaran keras kepada para pemain Barcelona. Pelanggaran tersebut digambarkan dengan tingkah laku hewan liar, Heyna.


Meski begitu, Pepe memberikan pembelaannya dengan mengatakan bahwa media-media terlalu berlebihan dalam memberitakan aksinya di atas lapangan.  "Media menggambarkan saya seperti seorang pembunuh," kata Pepe saat diwawancarai Canal+, Senin 13 Februari 2012.


"Bagi saya hal paling penting adalah mempertahankan keragaman di Madrid. Ketika saya jalan-jalan, kebanyakan orang masih memperlihatkan mereka suka saya," sambung mantan pemain Porto ini.


Pepe Tak Sendiri

Aksi brutal

Aksi kontroversial Pepe mungkin lebih banyak menjadi soroton oleh berbagai pihak dan diketahui oleh khalayak banyak. Padahal, masih banyak beberapa pemain yang juga melakukan aksi kurang terpuji di atas lapangan.


Emmanuel Adebayor sempat menanduk rekan setimnya di Arsenal, yakni Nicklas Bendtner. Dalam kejadian tersebut berlangsung pada 2008 di semifinal Piala Liga itu, darah sempat mengucur dari hidung Bendtner.


Saat berseragam Manchester City, Adebayor terlibat perkelahian dengan Kolo Toure dalam sesi latihan The Citizens hingga dilerai oleh rekan-rekannya. Kemudian ada, Joey Barton, pemain asal Inggris terkenal dengan tingkah laku buruknya baik di dalam atau luar lapangan.


Saat memperkuat QPR pada 2012, dia terlibat beberapa perkelahian di atas lapangan, antara lain dengan Alex Song dan Carlos Tevez yang semuanya berujung kartu merah. Kemudian ada Nigel de Jong, kebrutalannya sudah tak perlu disangsikan lagi.


Dia telah ‘berhasil’ mencederai Hatem Ben Arfa dan Stuart Holden semasa di Manchester City. Tapi yang paling diingat mungkin adalah tendangan kungfu ke dada Xabi Alonso pada final Piala Dunia 2010.Itu hanya segelintir pemain yang bersikap brutal di atas lapangan.


Memang aksi-aksi kotor dari pemain tersebut bukan tanpa alasan, namun alangkah lebih baik bila tak sampai mencederai pemain lain dan merugikan diri sendiri serta tim yang dibelanya. Seperti yang dikatakan oleh pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, pada Piala Dunia 2014.


“Banyak pelanggaran di mana pemain lompat untuk menghentikan rival. Pelanggaran yang saya lihat bukan pemain mengejar bola dan mencoba memenangkan penguasaan,” kata Loew.


“Jadi saya berharap pelanggaran brutal dan kasar dihentikan, atau kita tidak akan melihat pemain seperti Lionel Messi, Mesut Ozil atau Neymar - kita hanya akan melihat pemain yang datang untuk merusak,” lanjut pelatih yang membawa Jerman keluar sebagai juara itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya