5 Faktor Kekalahan Bayern dari Madrid

Real Madrid vs Bayern Munich
Sumber :
  • REUTERS/Michael Dalder
VIVAbola - Bayern Munich harus pulang dari Santiago Bernabeu dengan kepala tertunduk setelah kalah 0-1 dari Real Madrid di leg 1 semifinal Liga Champions, Kamis 24 April 2014 dini hari WIB. Gol semata wayang Madrid dicetak oleh Karim Benzema pada menit ke-19.
Real Madrid Dapat Kabar Gembira dari Ronaldo

Bayern sebenarnya menguasai jalannya pertandingan. Tim asal Jerman itu unggul dalam penguasaan bola. Sayangnya, mereka gagal dalam membongkar pertahanan rapat Madrid. 
Jawaban Pogba Membuat Real Madrid Batal Merekrutnya

Berikut 5 faktor kekalahan Bayern saat dijamu Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis 24 April 2014 dini hari WIB:
Pogba Catat Rekor, Ini Daftar 10 Pemain Termahal Dunia

1. Menempatkan Rafinha sebagai bek kanan
Pelatih Bayern Munich, Pep Guardiola, tampaknya telah salah dalam menurunkan komposisi pemain dalam laga ini. Guardiola memainkan Rafinha sebagai bek kanan menggantikan Philip Lahm yang diplot sebagai gelandang. Keputusan ini justru menjadi blunder bagi tim asal Jerman itu.

Sektor yang diisi oleh Rafinha justru dieskploitasi oleh para pemain Real Madrid. Rafinha yang kerap naik, sering terlambat turun. Ini membuat Cristiano Ronaldo dan Fabio Coentrao begitu leluasa menyisir sisi ini. Buktinya, satu umpan dari Coentrao dari sisi kanan pertahanan Bayern berbuah gol bagi Madrid.

2. Kesulitan saat tim bermain bertahan
Tim yang diasuh oleh Pep Guardiola kerap menemui jalan buntu saat harus bertanding melawan tim yang lebih banyak bertahan. Dalam laga ini, Real Madrid memang menumpuk pemain mereka di daerah pertahanan. Hal ini membuat para pemain Bayern Munich frustrasi. Hasilnya, hanya beberapa peluang emas saja yang didapat oleh FC Hollywood dalam laga ini.

Ini bukan pertama kalinya Bayern kesulitan dalam melawan tim yang menerapkan sistem pertahanan "parkir bus". Saat meladeni Manchester United di leg 1 perempat final, beberapa waktu lalu, Bayern juga frustrasi membongkar pertahanan tuan rumah. Para pemain Bayern dibuat mati kutu oleh pertahanan MU yang begitu kokoh dan disiplin.

3. Serangan balik mematikan pemain Madrid
Bayern Munich begitu menguasai pertandingan ini. Mereka terus menekan pertahanan Real Madrid, khususnya di babak pertama. Namun, keasyikan menyerang membuat mereka lupa bahwa Madrid punya serangan balik yang mematikan. Hasilnya, berkat serangan balik yang tersusun dengan rapi, Madrid mampu mencetak gol di menit ke-19. 

"Ketika ada orang secepat (Gareth) Bale atau (Cristiano) Ronaldo, maka Anda akan selalu kesulitan dalam mengatasi serangan balik," kata kiper Bayern, Manuel Neuer.

Bayern bukanlah korban pertama serangan balik mematikan Madrid. Barcelona juga merasakan hal yang sama saat kalah 1-2 dari Los Blancos di final Copa Del Rey, beberapa waktu lalu. Ketika itu, Barcelona yang asyik menyerang dibuat merana oleh serangan balik yang diaktori oleh Gareth Bale.

4. Buruknya penampilan lini depan 
Pep Guardiola menurunkan skuad terbaiknya di sektor depan. Mario Mandzukic diapit oleh Franck Ribery dan Arjen Robben. Namun, tercatat hanya Robben yang penampilannya bisa dikatakan lumayan.

Ribery dan Mandzukic dibuat tak berdaya oleh pemain belakang Real Madrid. Mandzukic bahkan mendapatkan nilai 5,5 hasil penilaian UEFA. Sementara itu, Ribery akhirnya digantikan posisinya oleh Mario Goetze pada menit ke-72.

Setelah pergantian ini, lini depan Bayern Munich lebih hidup dan menciptakan beberapa kesempatan emas. Salah satunya tendangan Goetze yang diblok secara sempurna oleh Iker Casillas pada menit ke-84.

5. Terlalu mengandalkan penguasaan bola
Bayern Munich bermain dengan taktik yang selalu jadi andalan, yaitu penguasaan bola. Taktik ini hampir berjalan dengan sempurna. 

Bayern memang mampu menguasai jalannya pertandingan. Sayang, taktik ini tak membuahkan hasil karena pemain Real Madrid begitu disiplin dalam bertahan. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan fokus tak memberikan celah bagi para pemain Bayern. Selain itu, pemain Bayern kerap melakukan kesalahan umpan yang membuat Pep Guardiola dibuat mencak-mencak.

Sialnya lagi, Bayern seakan tak punya rencana cadangan. Meski sadar taktik penguasaan bola tak manjur dalam laga ini, Bayern tetap menerapkan taktik ini. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya