Real Madrid Vs Bayern Munich: Guardiola Tak Bisa Tidur Nyenyak

manchester united tahan imbang bayern munchen 1-1
Sumber :
  • REUTERS/Stefan Wermuth
VIVAbola - Real Madrid dan Bayern Munich akan saling bentrok di leg 1 semifinal Liga Champions, Kamis 24 April 2014 dini hari WIB nanti di Santiago Bernabeu. Pertandingan ini merupakan semifinal ulangan Liga Champions edisi 2011/12 silam.
Real Madrid Dapat Kabar Gembira dari Ronaldo

Saat itu, Los Blancos harus tertunduk lesu karena disingkirkan Bayern lewat adu penalti setelah bermain imbang 3-3 dalam dua leg. Aroma dendam tentunya sangat kental pada pertandingan nanti.
Jawaban Pogba Membuat Real Madrid Batal Merekrutnya

Semakin menarik karena Madrid sedang bernafsu untuk mencatatkan sebuah rekor di Liga Champions, La Decima. Ya, Madrid memang tengah bernafsu untuk menjadi raja di Liga Champions dengan mengoleksi 10 gelar juara.
Pogba Catat Rekor, Ini Daftar 10 Pemain Termahal Dunia

Bukan hanya Madrid, Bayern juga sedang bernafsu untuk mencatatkan sebuah prestasi yang belum pernah diukir oleh tim lain sejak Liga Champions berubah format di musim 1992/93.

Die Roten sangat bernafsu untuk mempertahankan 'Si Kuping Besar' selama dua musim berturut-turut. Jika berhasil, maka Bayern akan menjadi tim pertama yang bisa mempertahankan trofi Liga Champions.

Namun, Bayern akan disulitkan dengan moral bertanding pemain Madrid yang sedang meninggi. Mereka baru saja mengangkat trofi pertama di musim ini usai mengalahkan Barcelona di final Copa del Rey dengan skor 2-1 di Stadion Mestalla, 17 April 2014 lalu.

Bagi bek senior Madrid, Sergio Ramos, gelar juara Copa del Rey telah mengangkat moral bertanding seluruh pemain. Ramos mengaku timnya sudah siap menghadapi Bayern di laga semifinal nanti.

"Gelar juara Copa del Rey menjadi modal yang penting, jelas sangat membantu. Setiap pengorbanan selalu ada balasan. Kami akan melanjutkan performa apik ini. Masih ada laga melawan Bayern di Liga Champions dan kami ingin melaju ke final," tegas Ramos seperti dilansir AS.

Bayern Was-was

Berbeda dengan Madrid yang berada dalam kondisi on fire. Bayern justru sedang limbung usai mengunci gelar juara Bundesliga pada 26 Maret 2014 lalu.

Buktinya Bayern menelan dua hasil seri beruntun. Lalu, mereka kalah dua kali dari FC Augsburg dan Borussia Dortmund.

Tapi, performa Bayern kembali meningkat di dua laga terakhir. Menghadapi Kaiserslautern di semifinal DFB Pokal, Bayern menang besar, 5-1. Melawan Eintracht Braunschweig, Bayern sukses meraup tiga poin.

Pelatih Pep Guardiola mengakui timnya saat ini sedang tidak berada dalam kondisi terbaik. Dia sempat dibuat was-was dengan hasil minor yang dialami timnya dalam 4 pertandingan terakhir di Bundesliga usai mengunci gelar juara.

"Kami memang datang ke Santiago Bernabeu dengan kondisi kurang baik," kata Guardiola.

Kebosanan ditengarai menjadi sebab utama penurunan performa Bayern usai mengunci gelar juara. Hal ini pun diakui oleh pemain sayap Bayern, Franck Ribery.

"Mungkin kami memastikan gelar juara Bundesliga terlalu awal. Ini telah mempengaruhi fokus kami. Kami bukan mesin, kami semua manusia. Kami bosan juga," aku Ribery.

Sadar dengan kondisi timnya yang tidak stabil, Guardiola kemudian mengambil keputusan untuk menutup rapat sesi latihan terakhir Madrid. Terlihat, dia ingin menerapkan strategi khusus jelang menghadapi Madrid.

Pelatih 43 tahun itu tampak sangat was-was ketika mengetahui Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale bisa bermain di pertandingan nanti. Kecepatan keduanya sudah pasti akan merepotkan barisan pertahanan Bayern.

Permainan fisik kemungkinan akan menjadi andalan Bayern saat menghadapi Madrid. Saat ini, Guardiola tengah dipusingkan dengan beberapa opsi strategi yang dimilikinya.

Jika ingin mematikan pergerakan Ronaldo dan Bale lewat sektor tengah, maka dia harus menempatkan dua gelandang jangkar yang memiliki fisik dan postur prima untuk menghambat kreativitas permainan Madrid. Dengan kata lain, Guardiola harus menarik Philipp Lahm ke posisi aslinya, bek kanan.

Dengan begitu, Guardiola bisa menempatkan Javi Martinez dan Bastian Schweinsteiger sebagai 'tukang pukul' di lini tengah. Posisi bek tengah kemungkinan masih dipercayakan kepada Dante dan Jerome Boateng yang unggul dalam hal bola-bola atas.

Mantan entrenador Barca itu juga harus menurunkan garis pertahanannya. Di musim ini, Bayern bermain dengan garis pertahanan yang cukup tinggi. 

Gaya tiki taka yang diterapkan Guardiola untuk Bayern, menempatkan dua palang pintu terakhirnya di tengah lapangan. Inilah yang bisa menjadi bumerang bagi Bayern.

FC Hollywood bisa kerepotan jika Madrid menerapkan strategi serangan balik yang bertumpu pada kecepatan Ronaldo dan Bale. Dante dan Boateng selama ini memang kesulitan untuk meredam pemain-pemain yang memiliki kecepatan tinggi.

"Kami perlu menunjukkan penampilan superior melawan Madrid jika ingin lolos ke final Liga Champions," ucap Guardiola.

"Jika ingin lolos, Bayern minimal harus mencuri satu gol di kandang Madrid. Kami menjadikan laga Dortmund dengan Madrid menjadi pelajaran yang sangat berharga," kata CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, di situs resmi klub.

Andalkan Tuah Ancelotti

Madrid akan menemui kesulitan saat menghadapi Bayern di pertandingan nanti. Kedua tim sudah bertemu sebanyak 20 kali di pentas Liga Champions sejauh ini.

Tapi, Bayern lebih dominan atas Madrid. Mereka sudah menang di 11 pertemuan dari Madrid di Liga Champions.

Terakhir kali Madrid menang atas Bayern pada semifinal Liga Champions musim 1999/2000 silam. Mereka lolos ke final dengan agregat 3-2. Dan di partai final, Madrid meraih gelar juara ke-8.

Selain sering kalah, Les Merengues ternyata punya rekor yang sangat buruk saat bertemu Bayern. Dalam 20 kali pertemuan itu, Madrid hanya mampu mencetak 26 gol saja. Dan Madrid sudah dibobol sebanyak 33 kali oleh Bayern di 20 pertandingan.

Faktor Guardiola akan menjadi tantangan lain bagi Madrid. Guardiola dikenal sebagai 'tukang bully' Madrid ketika masih menangani Barca.

Saat masih menjadi juru taktik Barca, sudah 19 kali Guardiola bertemu Madrid. Hanya tiga kekalahan yang dialami Guardiola saat berhadapan dengan Madrid. Lima laga lain berakhir seri dan 11 kemenangan mampu dipersembahkan Guardiola untuk Barca.

Praktis, Madrid hanya akan mengandalkan rekor bagus pelatih mereka, Carlo Ancelotti, saat menghadapi Bayern. Dari data Opta, Ancelotti sudah bertemu Bayern di 6 kesempatan. Dia tak pernah kalah ketika berhadapan dengan Bayern, empat kali menang dan dua seri.

Don Carletto terakhir kali berhadapan dengan Bayern pada 2007 silam di babak 8 besar Liga Champions. Ketika itu, Ancelotti masih menangani AC Milan. 

Pada leg 1 di San Siro, Milan bermain imbang dengan skor 2-2. Namun, sepekan kemudian Milan sanggup meraih kemenangan 2-0 atas Bayern dan lolos ke fase perempat final. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya