Sumber :
- ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVAbola - Timnas (U-23) Indonesia dinilai masih tumpul selama perhelatan SEA Games 2013, setelah hanya menyarangkan empat gol dari lima laga yang telah dilakoni. Jelang laga final melawan Thailand, Sabtu 21 Desember 2013 malam WIB, mantan pemain Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah menilai, serangan "Garuda Muda" mesti lebih variatif.
Baca Juga :
Proyek Ini jadi 'Game Changer'
Kendati pada awal kompetisi permainan Indonesia disangsikan, Banur --sapaan Bambang Nurdiansyah-- menilai tim asuhan Rahmad Darmawan telah menunjukkan perkembangan. Menurutnya, hal tersebut tinggal dilengkapi dengan skema serangan yang tidak monoton, agar tak mudah terbaca oleh lawan.
"Sejak pertandingan lawan Myanmar, Indonesia terus menunjukkan progres. Saya pikir, lini belakang dan tengah sudah semakin bagus, tinggal bagaimana variasi serangan terus dikembangkan untuk membongkar pertahanan lawan," ujar Banur, saat dihubungi VIVAbola, Sabtu 21 Desember 2013.
Banur, yang berposisi sebagai penyerang saat masih aktif bermain, menolak jika lini depan yang patut disalahkan dari minimnya produktivias gol Indonesia. Menurutnya, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tajamnya serangan tim dalam satu pertandingan.
"Sepakbola itu kan bukan hanya persoalan striker yang mencetak gol, tapi ada hal-hal penting lainnya seperti skema dan manuver, juga bantuan dari 'second line'. Selain itu, permainan juga mesti kolektif, tidak individualis," kata mantan pelatih PSIS Semarang tersebut.
Banur, yang merupakan bagian dari Timnas Indonesia pada SEA Games 1991 (mendapat emas), memiliki pesan agar kesuksesan bisa diulangi tahun ini. "Hal penting, tidak boleh takut akan kekuatan tim lawan, karena negara-negara di ASEAN itu kekuatannya merata," ujar pria kelahiran Banjarmasin 54 tahun silam itu. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sepakbola itu kan bukan hanya persoalan striker yang mencetak gol, tapi ada hal-hal penting lainnya seperti skema dan manuver, juga bantuan dari 'second line'. Selain itu, permainan juga mesti kolektif, tidak individualis," kata mantan pelatih PSIS Semarang tersebut.