Uniknya Sepakbola Tradisional Myanmar

Chinlone, sepakbola tradisional Myanmar
Sumber :
  • Marco Tampubolon/VIVAbola

VIVAbola - Tujuh orang pria berkumpul di sebuah parkiran yang berada di kawasan U Chit Maung Road, Yagon, Myanmar. Sebagian besar mengenakan sarung Myanmar yang disebut Lonyi. Hanya satu yang bercelana pendek.
 
Ketujuh pria itu adalah supir bus yang kebetulan mangkal di sekitar kawasan tersebut. Sebuah bola yang terbuat dari rotan menjadi rebutan mereka. Namun bola tidak diarahkan ke gawang seperti layaknya permainan sepakbola modern. Mereka hanya menendang-nendang bola ke udara.

Bergantian. Dari satu pemain ke pemain lainnya. Sesekali mereka melakukan atraksi dengan menggunakan kaki bagian tumit. Saat bola jatuh ke tanah, seorang pemain mengambilnya dan kembali menendangnya ke udara. Begitu seterusnya. Suara tawa mengiringi permainan tersebut.

Tidak ada skor yang menandai siapa yang keluar sebagai pemenang. Kepuasan mereka terpancar saat mampu melakukan atraksi sebelum mengumpan bola ke pemain lain. "Ini permainan Chinlone," ujar Ya Za, salah seorang warga yang kebetulan melintas. "Permainan ini sangat populer di Myanmar. Hampir semua orang memainkannya," bebernya.

Menurut Ya Za yang sehari-hari bekerja pada salah satu hotel di kawasan U Chit Maung, Chinlone merupakan olahraga tradisional Myanmar. "Permainan ini turun-temurun dan saat ini masih populer," katanya. 

Di beberapa tempat, di kota Yangon, banyak ditemukan warga yang berkumpul untuk memainkan permainan ini. Sebagian memanfaatkan tepi jalan yang lengang di saat sore dan malam hari. Sebagian lagi memilih lahan parkiran yang kosong. Uniknya, beberapa pemain tampak sangat piawai memainkan Chinlino meski tetap mengenakan sarung atau longyi.

Chinlone sendiri merupakan paduan antara olahraga dan seni menari.
Normalnya dimainkan oleh enam orang dalam satu grup. Mereka membentuk sebuah lingkaran di mana salah seorang di antaranya berada di tengah untuk melakukan atraksi secara solo. Tidak ada lawan dalam satu grup.

Filipina Mundur dari Tuan Rumah Piala AFF 2016

Chinlone diperkirakan telah berusia 1500 tahun. Permainan ini juga merupakan bagian dari sejarah sepakbola modern.

Dalam perkembangannya, olahraga ini telah menciptakan 200 variasi menendang bola. Gerakannya sebagian besar mirip dengan seni tari dan beladiri Myanmar. Salah satu teknik tersulit adalah menendang bola dengan tumit tanpa melihat bola.

Olahraga Chinlone juga menjadi bagian dari acara pada festival Buddha yang berlangsung setiap tahun di Myanmar. Festival terbesar pernah berlangsung selama hampir sebulan dan diikuti oleh hampir 1000 tim.

Di SEA Games XXVII, Chinlone juga dipertandingkan. Sebagai tuan rumah, Myanmar sukses memborong enam emas dari cabang ini.

Lolos ke Final, Myanmar Enggan Pilih Lawan
Andik Vermansyah (tengah) saat hadapi Kamboja di SEA Games 2013

Hadapi Myanmar, Timnas Indonesia Bakal Tampil Super-Spartan

Timnas Indonesia akan meladeni Myanmar, sore nanti.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016