Tak Dihargai Barca, Alasan Figo Membelot ke Madrid

David Beckham (kiri) dan Luis Figo saat membela Madrid
Sumber :
  • http://www.chinadaily.com.

VIVAbola – Jelang El Clasico edisi ke-258, Sabtu 26 Oktober 2013, Luis Figo kembali mengungkit kisah kepindahannya dari Barcelona ke Real Madrid, 13 tahun yang lalu. Menurut Figo, kala itu dia merasa tidak dihargai oleh Blaugrana. Sedangkan Los Blancos datang dengan tawaran yang menarik dan sulit ditolak.

Merefleksikan transfernya saat itu yang banyak dikecam oleh suporter Barca, Figo membela diri. Ia mengatakan selalu memberikan yang terbaik untuk tim asal Catalan itu. Namun, dia merasa tidak bahagia di Camp Nou, dan berpendapat setiap pemain berhak menentukan masa depannya sendiri.

“Jika saya melihat kemungkinan (pindah), itu karena pasar transfer, dan bagaimana yang terjadi. Jika seseorang tidak bahagia dan klub lain menginginkan servis, mereka punya klausul dan bisa dibayar. Mereka juga bebas. Saat ini, tidak ada satu pun bisa memastikan apa yang terjadi,” jelas Figo, seperti dilansir Grada360, Jumat 25 Oktober 2013.

“Saat itu (di Barca), saya tidak puas tentang bagaimana saya dihargai. Saya punya kesempatan dan tidak berpikir dua kali. Saya tidak selalu merasa menghargai untuk apa yang telah saya berikan kepada klub. Untuk banyak waktu yang dihabiskan, saya memberikan segalanya dan tidak dihargai. Pada akhirnya, keinginan untuk hengkang menjadi kenyataan,” terang mantan pemain Inter Milan ini.

“Di berbagai profesi, jika bos Anda tidak mengapresiasi, dan jika Anda memiliki kesempatan, tentu Anda akan mempertimbangkannya,” lanjutnya.

Barcelona Banting Harga Coutinho, Rela Rugi

Saat masih sebagai pemain, Figo selalu antusias menyambut laga El Clasico, yang dikatakannya selalu dipenuhi tekanan. Namun, dia tak terlalu banyak mengingat El Clasico pertamanya setelah hijrah ke Madrid dari Barca.

“El Clasico pertama setelah pindah dari Barcelona? Saya tidak memikirkan masa lalu dan apa pengalaman yang saya dapat. Hal yang paling penting untuk saya, di akhir musim kami (Madrid, saat itu) menjadi juara,” ucapnya.

“Saya sudah katakan beberapa kali, tidak pernah ada seorang atlet di dunia yang pernah merasakan atmosfer seperti itu dengan begitu banyak orang berlawanan dengan mereka. Di saat yang sama, tekanan selalu bisa diredam, karena saya selalu sadar dan fokus,” terangnya.

“Mana El Clasico yang paling saya ingat? Salah satunya ketika saya menang dan mencetak gol. Melawan Madrid saya memiliki beberapa pertandingan bagus, sedangkan saat melawan Barca, saya juga bisa mencetak gol,” tuturnya.  (one)

Bomber muda Red Bull Salzburg, Erling Brat Haaland

Malam Bersejarah di Liga Champions, Pemuda 19 Tahun Kalahkan Messi

Erling Braut Haaland curi perhatian.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2019