Tradisi Korbankan Domba Tim Kejutan Champions League Tuai Kritikan

Ilustrasi Domba.
Sumber :
  • REUTERS/ Marcos Brindicci

VIVAbola - Masih ingat dengan ritual unik yang dilakukan klub asal Kazakhstan, Shakhter Karagandy? Ya, ritual korbankan domba yang dilakukan klub ini menuai banyak kritikan termasuk dari kelompok penyayang binatang. Ironinya, ritual ini dianggap sebagai kunci sukses klub ini membuat kejutan.

Format Liga Champions Akan Diubah Lagi?

Shakhter Karagandy memang selalu mengorbankan seekor domba sebelum melakoni pertandingan, termasuk saat mereka berjuang di kualifikasi dan play off Champions League musim ini. Mereka akan memotong domba di tengah stadion sebelum pertandingan.

Percaya atau tidak tradisi ini ternyata membuahkan hasil. Klub yang berasal dari wilayah Karaganda ini berhasil membuat kejutan demi kejutan. Karagandy berhasil melaju ke babak play off setelah sebelumnya sukses menyingkirkan klub asal San Marino, Tre Penne dan klub kuat Belarusia, BATE Borisov, di babak kualifikasi.

Info Lengkap Undian Babak Perempat Final Liga Champions

Terakhir, klub kuat Eropa, Glasgow Celtic, menjadi korbannya. Pada pertemuan leg 1 babak play off, Celtic berhasil ditekuk Karagandy dengan skor meyakinkan 2-0 setelah sebelumnya seekor domba dikorbankan di Astana Arena. 

Namun ritual Karagandy ini juga menuai kritikan. Adalah kelompok penyayang binatang, PETA, yang paling vokal menentang tradisi orang Kazakhstan itu. Bahkan PETA mengaku telah mengirimkan surat ke presiden UEFA, Michel Platini untuk melarang tradisi pembantaian itu.

"Kami sangat terganggu bahwa seekor domba harus dihadapkan pada kematian hanya untuk memberikan keberuntungan bagi sebuah tim di Kazakhstan," kata petinggi PETA, Mimi Bekhechi dilansir Telegraph.

Mourinho Bongkar Formasi Chelsea di Laga Liga Champions?

"Kami harap Platini setuju bahwa mengorbankan binatang tidak punya tempat di kehidupan modern dan kami harap UEFA akan bertindak cepat dan tegas untuk menjaga keindahan pertandingan tanpa harus diwarnai dengan darah binatang," lanjut Bekhechi.

Namun hingga saat ini, Platini dan UEFA belum menindaklanjuti tuntutan dari PETA itu.

Sebelum melakoni leg 1 melawan Celtic, manajer Shakhter manager, Viktor Kumykov, mengaku akan mempertahankan tradisi ini. "Ini babak play off dan kami memutuskan tidak akan menghilangkan tradisi ini. Hal ini sangat penting bagi kami. Tapi saya tidak akan menjelaskan detail dari prosesi pengorbanan ini," kata Kumykov saat itu. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya