Brasil Juara Piala Konfederasi, Kutukan atau Batu Loncatan?

Brasil merayakan gelar Piala Konfederasi 2013
Sumber :
  • REUTERS/Kai Pfaffenbach
VIVAbola -
Ledakan Terjadi di Lintasan Balap Sepeda Olimpiade 2016
Brasil untuk keempat kalinya keluar sebagai juara Piala Konfederasi. Sejarah mencatat, setiap kali berjaya di Piala Konfederasi, Selecao selalu gagal di Piala Dunia yang digelar setahun berikutnya.

Pele Batal Nyalakan Obor Olimpiade 2016

Tim Samba pertama kali juara Piala Konfederasi pada 1997. Setahun berselang, Roberto Carlos dan kawan-kawan gagal di Piala Dunia Prancis. Brasil tumbang 0-3 di tangan Les Bleus pada laga final.
2 Kali Gagal Menang, Dunga Minta Brasil Tampil Lebih Ngotot


Selecao kembali juara Piala Konfederasi pada 2005. Namun, sejarah terulang di mana Brasil gagal total di Piala Dunia 2006 Jerman. Ronaldinho dan kawan-kawan disingkirkan Prancis di babak delapan besar.

Hal yang sama terulang pada Piala Konfederasi 2009 dan Piala Dunia 2010. Selecao berjaya di Piala Konfederasi, namun hancur-hancuran di Piala Dunia.


Kini, Brasil kembali menjadi yang terbaik di Piala Konfederasi 2013. Selecao menumbangkan juara dunia, Spanyol, dengan skor meyakinkan 3-0, Minggu 30 Juni 2013. Pertanyaan pun timbul. Mampukah Brasil menghentikan kutukan mereka dan sukses di Piala Dunia?

 

Pelatih Selecao, Luiz Felipe Scolari, percaya anak-anak asuhnya sudah berada di jalur yang tepat. Neymar dan kawan-kawan terus menunjukkan perkembangan positif dan mereka siap tampil di Piala Dunia yang digelar di negara sendiri.


"Bagi kami, ini lebih dari sekadar titel. Karena, kami mampu menunjukkan bahwa kami berada di jalur yang tepat," kata Scolari dikutip
FIFA.com.


"Saya juga menyoroti dukungan di luar lapangan. Itu seperti pesan bagi seantero Brasil bahwa kami siap bersatu untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik," sambung pria yang dijuluki "Big Phil" tersebut.


Bertumpu Pada Neymar


Neymar


Sulit dibantah bahwa Brasil sangat bertumpu pada Neymar da Silva Santos Junior selama Piala Konfederasi 2013. Pemain anyar Barcelona itu memang tampil gemilang. Ia melesakkan 4 gol dalam 5 penampilan. Pemain 21 tahun itu juga menyumbangkan 2 assists.


Berkat performa impresifnya, Neymar menyabet penghargaan sebagai pemain terbaik. Ia meraih "Bola Emas" dan mengalahkan dua pesaing utamanya, Andres Iniesta dan Paulinho.


"Secara keseluruhan, yang paling utama bisa memberikan kontribusi bagi Selecao," kata Neymar.


"Tapi, saya selalu berusaha sempurna dalam segala aspek. Saya ingin memiliki dribel, tembakan, sundulan dan kontrol yang lebih baik," ucapnya.


Brasil masih memiliki waktu setahun sebelum mereka habis-habisan di Piala Dunia 2014. Sisa waktu ini harus dimanfaatkan oleh pemain-pemain muda potensial Selecao seperti Neymar dan Paulinho untuk menambah jam terbang. Karena, persaingan di Piala Dunia jauh lebih berat dibanding Piala Konfederasi.


Neymar akan meraih pengalaman bersama Barcelona di Camp Nou. Ia akan bersaing di kompetisi-kompetisi ketat macam La Liga, Copa del Rey dan Liga Champions. Sementara Paulinho hampir dipastikan akan pindah ke Tottenham Hotspur dan merasakan atmosfer Premier League.


Yang jelas, tantangan besar ada di depan Brasil. Kutukan harus mereka patahkan demi mengembalikan pamor Tim Samba di sepakbola internasional. Cara satu-satunya adalah juara Piala Dunia. Mampukah mereka? Kita tunggu saja.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya