Pesta Gol Spanyol dan Pecahnya Beberapa Rekor

piala konfederasi spanyol menang atas tahiti
Sumber :
  • REUTERS/Pilar Olivares

VIVAbola - Spanyol masih membuktikan diri sebagai barometer kekuatan sepakbola dunia. Setelah mencatat hattrick juara Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, La Furia Roja kembali menunjukkan tajinya di Piala Konfederasi 2013 di Brasil.

Spanyol berhasil mengemas dua kemenangan dalam dua laga di Piala Konfederasi. Di laga perdana, tim besutan Vicente Del Bosque ini menundukkan Uruguay 2-1.

Del Bosque Belum Tentukan Kiper Utama Spanyol di Piala Eropa

Di partai kedua, Spanyol mengamuk. Fernando Torres dan kawan-kawan menaklukkan Tahiti dengan skor telak 10-0.

Empat gol La Furia Roja dicetak oleh Fernando Torres (menit 5, 33', 57', 78'), tiga gol ditorehkan David Villa (39', 49', 64'). David Silva menyumbangkan dua gol (31' dan 89'). Satu gol lagi diciptakan Juan Mata di menit 66.

Kemenangan ini memang belum menjadi barometer kekuatan Spanyol sesungguhnya. Pasalnya, kekuatan kedua negara ini begitu timpang. Spanyol menempati posisi teratas rangking FIFA, sedangkan Tahiti di peringkat 138.

Meski menang di dua laga awal, Spanyol belum memastikan diri lolos ke semifinal. Pasalnya, peringkat 2 dan 3, Nigeria dan Uruguay, kini sama-sama mengoleksi 3 poin. Itu artinya, tiga tim bisa saja memiliki poin akhir sama: 6, dan kelolosan akan ditentukan oleh selisih gol.

Spanyol menjadi tim yang paling berpeluang lolos dari grup B. Tim besutan Vicente Del Bosque tinggal butuh 1 poin dalam laga terakhir pada 23 Juni mendatang. Sedangkan Uruguay perlu meraih kemenangan telak atas Tahiti.

Bukti Keseriusan Spanyol

Meskipun secara level permainan jauh di atas, Spanyol rupanya tetap serius saat menghadapi Tahiti. La Furia Roja tampil tanpa belas kasihan melawan negara Kepulauan Pasifik itu.

Menurut Torres, hal ini memang sengaja dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap Tahiti. Striker Chelsea ini juga memuji para pemain Tahiti yang tetap bersikap sportif sepanjang pertandingan dan usai laga.

"Kami tetap fokus seperti memainkan laga final (meski lawan tim lemah). Kami bermain dengan intensitas dan profesionalisme. Kami ingin menyelesaikan penyisihan grup di posisi pertama dan menunjukkan profesionalisme kami," katanya seperti dilansir Sportsmole.

"Tahiti bermain dengan 100 persen gairah dan fairplay hingga usai. Mereka coba bermain dengan nyaman dan menikmati laga. Mereka tidak berusaha menghentikan permainan dan menendang pemain. Ini adalah contoh bagus yang bisa kita ambil dalam laga ini," lanjut El Nino.

Pujian serupa juga datang dari pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque. Menurutnya, Tahiti telah menunjukkan semangat sportivitas dalam pertandingan yang dihelat di Stadion Maracana itu.

"Kita harus mengambil hal positif dari pertandingan tadi. Kami main dengan intensitas seperti biasanya dan Tahiti menghormatinya," kata Del Bosque.

"Begitulah semangat sportivitas. Spanyol dan Tahiti telah menunjukkan hal yang bagus dalam sepakbola," sambung pria 62 tahun ini.

Sementara itu, pelatih Tahiti, Eddy Etaeta, masih coba mengambil hikmah dari kekalahan dengan skor mencolok ini. Pria 43 tahun ini senang timnya sudah bisa mengambil hati rakyat Brasil.

"Kami mendapat banyak dukungan dari publik Maracana. Ini sangat penting karena kami ingin mengambil hati masyarakat Brasil, dan saya rasa kami telah mendapatkannya," ucap Etaeta seperti dilansir Soccerway.

"Kami boleh saja kalah 0-10, namun kami memenangkan hati rakyat Brasil. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih pada publik Brasil," tegasnya.

Etaeta lalu bicara mengenai dukungan masyarakat di Tahiti. Dia justru merasa publik Brasil masih lebih mengakui keberadaan Tahiti dibandingkan di negara sendiri.

Berbagai Rekor Tercipta

Del Bosque Belum Tentukan Kiper Utama Spanyol di Piala Eropa

Kemenangan telak Spanyol ini menorehkan berbagai rekor baru. Ini menjadi kemenangan terbesar sepanjang perhelatan Piala Konfederasi. Sebelumnya, rekor kemenangan dipegang oleh Brasil saat mengalahkan Arab Saudi 8-2 pada 1999.

Tak hanya di Piala Konfederasi, hasil spektakuler itu rupanya menjadi rekor kemenangan terbesar dalam turnamen resmi senior FIFA. Sebelumnya, tak ada tim yang sanggup menang dengan marjin 10 gol.

Sepanjang sejarah turnamen FIFA, pernah 3 kali tercipta pertandingan dengan selisih 9 gol. Di Piala Dunia 1954, Hungaria membantai Korea Selatan 9-0. Skor serupa juga diciptakan oleh Yugoslavia yang menundukkan Zaire di Piala Dunia 1974. Terakhir pada Piala Dunia 1982, Hungaria menghancurkan El Salvador 10-1.

Namun, ternyata kemenangan 10-0 bukanlah yang terbesar sepanjang sejarah timnas Spanyol. La Furia Roja pernah menang dua kali dengan selisih di atas 10 gol.

Rekor kemenangan terbesar Spanyol yakni saat menghadapi Bulgaria di partai persahabatan, 21 Mei 1933. Laga di Santiago Bernabeu itu dimenangkan La Furia Roja 13-0.

Skor kedua terbesar yang dicetak Spanyol terjadi pada 21 Desember 1983 saat melawan Malta. Spanyol menaklukkan Malta 12-1 di Kualifikasi Piala Eropa 1984.

Rekor berikut yang diukir Spanyol yakni lewat empat gol yang dicetak oleh Fernando Torres dan hattrick David Villa. Mereka tercatat sebagai dua pemain pertama yang mencetak 4 dan 3 gol secara bersamaan dalam satu pertandingan di turnamen senior FIFA. Torres dan Villa juga tercatat sebagai pemain pertama dan kedua Spanyol dan menorehkan 3 hattrick di pertandingan internasional.

Torres kini menjadi satu-satunya pemain yang mencetak dua kali hattrick di Piala Konfederasi. Hattrick sebelumnya saat melawan Selandia Baru pada 2009.

VIDEO: Spanyol Gagal Taklukkan Rumania

Bagi Tahiti, ini menyamai rekor kekalahan terbesar sepanjang sejarah. Tim berjuluk Toa Aito ini sempat mengalami kekalahan 0-10 dari Selandia Baru pada 4 Juni 2004.

Bidik Piala Konfederasi Pertama

Tak bisa dipungkiri kekuatan Spanyol begitu menakutkan dalam beberapa tahun belakangan. Mereka berhasil menjadi juara Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

Hanya saja, Spanyol belum pernah meraih Piala Konfederasi. Turnamen kali ini adalah partisipasi La Furia Roja yang kedua. Sebelumnya, mereka sempat ikut Piala Konfederasi 2009.

Saat itu, Spanyol yang berstatus sebagai juara Piala Eropa 2008 hanya sanggup finis di posisi 3. Secara mengejutkan mereka dikalahkan Amerika Serikat 0-2 di babak semifinal. Spanyol akhirnya merebut tempat ketiga usai menundukkan tuan rumah Afrika Selatan 3-2. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya