Terima Suap Layanan PSK, 2 Asisten Wasit Dipenjara

Wasit asal Lebanon, Ali Sabbagh
Sumber :
  • Reuters

VIVAbola – Dua asisten wasit asal Lebanon, Ali Eid (33) dan Abdalla Taleb (37) dijatuhi vonis Pengadilan Singapura karena terbukti bersalah menerima suap berupa layanan pekerja seks komersial untuk mengatur sebuah pertandingan.

Keduanya dijatuhi hukuman penjara selama tiga bulan setelah ditahan pihak Kepolisian pada 4 April 2013 lalu. Dilansir Soccernet, sebelumnya mereka dituntut hukuman lima tahun penjara plus denda sebesar 100 ribu dollar Singapura.

Kasus ini juga melibatkan wasit Ali Sabbagh. Namun, Pengadilan Singapura baru akan menjebloskan Sabbagh ke ‘Hotel Prodeo’ pada Selasa 11 Juni 2013. Pihak Pengadilan belum menentukan berapa lama sang wasit harus menjalani hukuman.

Tapi pihak penuntut meminta Sabbagh dihukum 6 bulan karena dianggap telah mempengaruhi dua asistennya itu untuk menerima gratifikasi seks dari seorang ‘match-fixer’ (pengatur pertandingan) asal Singapura, Ding Si-yang. Ding sendiri mengaku tidak terlibat dan membayar jaminan berupa uang sebesar 150 ribu dolar Singapura.

Tiga perangkat pertandingan yang memiliki lisensi FIFA itu bertemu  Ding pada 2 April 2013 malam untuk melakukan negosiasi terkait PSK yang mereka pilih. Pada 3 April lewat tengah malam, ketiga perangkat pertandingan itu mendapat PSK dari Ding asalkan bisa diajak kerja sama untuk mengatur pertandingan di ajang Piala Konfederasi Asia pada April lalu.

“Fakta bahwa mereka adalah pejabat internasional, dalam pendangan saya, sudah menjadi faktor yang memberatkan,” kata Hakim Low Wee-ping dalam persidangan sebagaimana dikutip dari Soccernet.

Ali Sabbagh dan diduga telah Ding Si-yang mengenal pada Juni tahun lalu di sebuah kafe di Beirut. Ketiganya telah dijadwalkan memimpin pertandingan Piala AFC antara Tampires Rovers (Singapura) melawan East Bengal (India), 3 April 2013. Namun, AFC tiba-tiba mengganti mereka hanya beberapa jam sebelum pertandingan

Singapura belakangan memang tengah menjadi sorotan setelah Europol menemukan adanya praktik skandal pengaturan skor yang dikendalikan mafia judi sepak bola yang berbasis di Singapura.

Terpopuler: Ramalan Zodiak sampai Penjelasan Buya Yahya Soal Panggilan Pak Haji

Kepolisian Eropa mengklaim sebanyak 680 pertandingan telah diatur oleh sindikat perjudian di Asia. Mereka telah menggunakan 435 wasit, offisial klub hingga pemain dari lebih 15 negara untuk menjalankan operasinya.

VIVA Militer: Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ayatollah Khamenei

Mengenal Sosok Pemimpin Tertinggi Negara Iran, Ternyata Bukan Presiden

Ayatollah Ali Khamenei yang telah memegang jabatan sebagai Pemimpin Tertinggi Iran sejak tahun 1989, adalah sosok yang mengemuka dalam sejarah dan politik negara tersebut

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024