Giliran Sepakbola Jerman Berkuasa di Eropa?

Dortmund Hancurkan Real Madrid
Sumber :
  • REUTERS/Ina Fassbender

VIVAbola - Banyak yang tak menyangka dua tim asal Jerman, Bayern Munich dan Borussia Dortmund bisa menghajar jagoan Spanyol, Barcelona serta Real Madrid di semifinal pertama Liga Champions. Tidak main-main, empat gol sama-sama berhasil disarangkan oleh duet Bundesliga itu ke gawang dua penguasa La Liga.

Barcelona yang bertandang ke Allianz Arena tak berdaya sama sekali menghadapi Bayern. Meskipun turun dengan trio andalannya, Lionel Messi, Xavi Hernandez serta Andres Iniesta, Los Azulgranas tidak mampu berbuat banyak. Mereka bertekuk lutut 0-4 dari tuan rumah.

Nasib serupa dialami oleh Madrid. Kecerdasan Jose Mourinho meracik startegi ditambah skill olah bola tingkat tinggi sederet bintang penghuni skuad Los Blancos rupanya tak cukup kuat untuk menghadapi gempuran para pemain asuhan Juergen Klopp. Empat gol Robert Lewandowski hanya mampu dibalas sebiji gol sang megabintang Cristiano Ronaldo dalam laga di Signal Iduna Park.

Tentu saja hasil tersebut menjadi petaka bagi Barcelona dan Madrid. Walaupun pada leg 2 nanti mereka akan bermain di kandang sendiri, tapi tak bisa dipungkiri defisit gol terlalu jauh dengan Bayern dan Dortmund membuat peluang keduanya nyaris menyentuh level "mustahil."

Di Camp Nou, pekan depan, Barca wajib menang minimal dengan skor 5-0 jika ingin lolos ke laga pamungkas. Sementara itu, El Real yang sedikit lebih beruntung karena punya 'tabungan' satu gol tandangbutuh kemenangan minimal 3-0 agar bisa mencapai final.

"Yang bisa kami lakukan hanyalah tetap percaya pada peluang. Saya tidak bilang Barcelona akan mencetak lima gol, tapi kami akan mengusahakannya," kata Xavi setengah pasrah.

Jerman Akhiri Hegemoni Spanyol?
Sejumlah pihak berpendapat kekalahan Barcelona dan Madrid dari Bayern serta Dortmund itu menjadi tanda berakhirnya hegemoni Spanyol di pentas sepakbola dunia yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

"Jerman 8-1 Spanyol" tulis media Inggris, The Week, yang menganggap sekarang giliran sepakbola Negeri Panzer yang berada di puncak kejayaan. Hal serupa juga disampaikan oleh San Francisco Chronicle. "Sekarang kita bicara tentang peralihan kekuatan sepakbola di mana Spanyol dan Inggris mulai tertinggal," tulis media asal Amerika Serikat itu.

Menanggapi pandangan miring itu, gelandang Andres Iniesta mencoba angkat bicara. Dia tidak sepakat jika ada yang menganggap Barcelona dan Madrid sebagai cerminan merosotnya kualitas sepakbola Spanyol.

"Dalam lima tahun terakhir, Barcelona memenangkan dua gelar Liga Champions. Jadi tak masuk akal jika ada yang membuat kesimpulan hanya dari satu hasil buruk di Munich. Bagi saya, akhir dari sebuah era adalah ketika kami tidak memenangkan gelar apapun selama bertahun-tahun," kata Iniesta.

"Bayern dan Dortmund memang hebat. Mereka sangat siap secara teknik, fisik dan taktik. Tapi, kekalahan dari mereka bukan berarti sebagai kemerosotan La Liga atau Spanyol. Itu hanya mengenai tim-tim yang berhasil mengandaskan rival-rival mereka," sambung Pemain Terbaik Piala Eropa 2012 itu.

Lepas dari perdebatan mengenai kemunduran Spanyol di pentas sepakbola dunia, yang sudah jelas dan tidak bisa disangkal adalah fakta bahwa sepakbola Jerman bersama kompetisi utamanya, Bundesliga, semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Tak perlu pusing mencari bukti sahih mengenai hal tersebut. Cukup kita simak posisi Jerman di daftar koefisien UEFA. Kita tahu pada 2012, mereka berhasil menggusur Italia dari posisi 3.

Datangkan Mkhitaryan, MU dan Dortmund Berselisih?

Itu berimbas kepada bertambahnya jatah tim Jerman yang berhak tampil di kompetisi Eropa, terutama Liga Champions. Sebelumnya, Jerman yang terus menduduki posisi 4 cuma berhak mengirimkan tiga wakil ke Liga Champions, namun kini mereka punya jatah empat tim.

Tak cuma itu, pengakuan mengenai semakin menanjaknya kualitas sepakbola Jerman juga meluncur dari mulut pelatih kawakan asal Italia yang kini membesut Zenit St Petersburg, Luciano Spalletti.

"Hasil semifinal kemarin agak kelewatan. Namun, sepakbola Jerman memang sudah maju sejak 2 tahun lalu. Saya melihat antusiasme luar biasa dari fans mereka dan di sana setiap pemain bisa melakukan segalanya. Itulah filosofi yang harus dimiliki setiap tim," kata Spalletti.

Peluang Jerman Ukir Sejarah
Bayern dan Dortmund berpeluang mencetak sejarah di Liga Champions musim ini. Jika sama-sama berhasil melangkah ke final, mereka akan menghadirkan laga puncak sesama tim Jerman pertama di kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa ini.

Sepanjang sejarah Liga Champions, baru ada tiga kali final sesama negara terjadi. Pertama, ketika Real Madrid mengalahkan Valencia 3-0 pada final 2000 yang berlangsung di Stade de France, Paris.

Setelah itu, ada final sesama raksasa Serie A, Juventus melawan AC Milan di Old Trafford, Manchester, pada 2003. Ketika itu, I Rossoneri berhasil mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti.

Final sesama negara terakhir terjadi pada 2008. Ketika itu Manchester United menghadapi Chelsea di Stadion Luzhniki, Moskow. The Red Devils yang masih diperkuat Cristiano Ronaldo berhasil mengalahkan Chelsea lewat adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang 1-1 selama 120 menit.

Belum pernah ada final sesama tim Jerman terjadi di Liga Champions. Satu-satunya final sesama tim Jerman di kompetisi Eropa terjadi pada final Piala UEFA 1979/1980, ketika Eintracht Frankfurt mengalahkan Borussia Monchengladbach. Akankah sejarah baru itu terukir? (one)

BACA JUGA:

Goetze Balik ke Dortmund, Belum Dimaafkan Fans?

5 Pertandingan "Teraneh" di Sepakbola

Rampas Tas PSK, Pemain Klub Italia Dikejar Waria

Fans Real Madrid Amuk Ronaldo Cs di Bandara

"Barcelona Masih Punya Kemungkinan Lolos ke Final"

Djohar: Hukuman Seumur Hidup Rumaropen Sudah Tepat

"Bayern dan Dortmund Klub dari Planet Mars"

Gol Telat David Luiz Menangkan Chelsea

Pelatih Liverpool Usir Luis Suarez

Sir Alex Ferguson, Manajer Terkaya di Inggris

Pacari Pemain, Miss Newcastle Jadi Korban Rasis

Real Madrid Dapat Kabar Gembira dari Ronaldo


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya