10 Bekal Timnas untuk Bertarung Lawan Arab

Parade Tato Pemain Timnas
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAbola - Sepanjang sejarah, Indonesia belum pernah mengalahkan Arab Saudi. Rekor terbaik Tim Merah Putih adalah tiga kali imbang pada 1983, 1997, dan 2011.

Sisanya 8 kali Indonesia harus menelan kekalahan, beberapa bahkan harus dengan skor telak. Namun, bukan berarti Indonesia tak memiliki peluang menang saat berhadapan dengan Arab di Pra Piala Asia 2015, malam nanti, Sabtu 23 Maret 2013.

Bocah Asal Poso Ini Akan Ikut Turnamen di Denmark dan Swedia

Stadion Gelora Bung Karno bisa saja menjadi saksi sejarah untuk kali pertama Tim Garuda menjungkalkan Green Falcons. Setidaknya ada 10 faktor positif yang dimiliki timnas untuk bekal melawan Arab. Berikut faktor-faktor tersebut:

1. Indonesia menampilkan kekuatan terbaik

Tak seperti laga-laga sebelumnya, Indonesia sudah bisa diperkuat pemain-pemain terbaik dari Liga Super Indonesia (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL)—momen yang tidak pernah terjadi selama konflik yang melanda sepak bola Indonesia dua tahun belakangan ini.

Karena itu, selain untuk menjaga peluang Indonesia di Grup C PPA 2015, duel ini juga bakal menjadi barometer bagi kebangkitan tim Merah Putih.

2. Antusiasme pemain dan suporter

Para pemain kini sedang dalam motivasi tinggi untuk memberikan yang terbaik. Apalagi mereka dipastikan akan didukung oleh puluhan ribu penonton di SUGBK.

Tidak seperti laga-laga sebelumnya yang minim penonton, malam nanti penonton dipastikan akan membludak. Kehadiran para suporter yang rindu menyaksikan tim terbaik Indonesia tentunya akan menjadi energi tambahan bagi para pemain.

3. Arab hanya mengandalkan pemain liga lokal

Jika lawan Indonesia adalah Korea Selatan ataupun Jepang, mungkin peluang Indonesia hampir dikatakan nol untuk meraih kemenangan. Maklum mereka memiliki pemain-pemain top yang berlaga di liga-liga Eropa.

Namun, Arab bukanlah Jepang ataupun Korsel. Dari materi pemain yang dibawa oleh Juan Ramon Lopez Caro, semuanya adalah pemain yang berlaga di Liga Arab Saudi. Sebagian adalah pemain muda yang minim jam terbang internasional.

4. Indonesia punya pemain di liga internasional
Berkaca dari poin kedua, Indonesia justru lebih baik dari Arab Saudi. Saat ini, Tim Merah Putih memiliki pemain yang pernah merasakan ketatnya persaingan liga internasional di luar Indonesia.

Salah satunya adalah Irfan Bachdim. Irfan kini membela klub Thailand, Chonburi. Lalu ada Sergio van Dijk yang sempat menjadi top scorer di Liga Australia bersama Adelaide United. Pengalaman Andik Vermansyah bersama klub Major League Soccer (MLS), DC United juga tak bisa disepelekan.

5. Prestasi Arab kini sedang menurun

Arab saat ini bukanlah Arab yang dulu sempat 4 kali beruntun lolos putaran final Piala Dunia pada 1994 hingga 2006. Juga bukan Arab yang sempat menembus peringkat 21 FIFA pada Juli 2004.

Arab dua kali berturut-turut gagal lolos Piala Dunia 2010 dan 2014. Mereka gagal lolos ke putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2014 karena gagal bersaing dengan Australia dan Oman.

Prestasi Arab di Piala Asia 2011 dan Piala Teluk 2013 pun tergolong buruk. Mereka gagal lolos dari penyisihan grup. Hasil buruk di Piala Teluk berimbas dengan pemecatan pelatih Frank Rijkaard dan digantikan Juan Ramon Lopez Caro.

6. Arab buta kekuatan Indonesia saat ini

Sudah lama Indonesia tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. Materi tim saat ini jauh berbeda dengan yang dikalahkan Irak 0-1 beberapa saat lalu atau yang gagal lolos dari penyisihan grup Piala AFF 2012.

Dengan demikian, Arab tentunya tak terlalu tahu kekuatan Indonesia. Ini bisa membuat Indonesia mengejutkan armada Juan Ramon Lopez Caro.

7. Faktor Sergio Van Dijk

Pelatih Arab, Juan Ramon Lopez Caro begitu mewaspadai Sergio van Dijk. Striker Persib Bandung ini memang sedang tajam-tajamnya dan bisa menjadi kunci Indonesia untuk merebut 3 poin.

Van Dijk berhasil mencetak 6 gol dari 6 pertandingan bersama Persib Bandung. Dengan rasio gol yang begitu tinggi, bukan tak mungkin dia bisa jadi kunci kemenangan Indonesia.

8. Ranking FIFA
Jika pertandingan ini berlangsung pada 2004, Indonesia boleh minder. Saat itu peringkat Indonesia dan Arab bak bumi dan langit.

Namun kini, Arab dan Indonesia berada di bawah 100 besar. The Green Falcons kini menempati rangking 106, sedangkan Tim Merah Putih menempati peringkat 166.

9. Rekor pertemuan mulai membaik

Pada rentang tahun 2003 hingga 2004, Indonesia selalu mengalami kekalahan telak dari Arab Saudi. Kekalahan 0-6 dan 0-5 sempat dialami. Itu menunjukkan perbedaan kualitas yang terpaut jauh.

Namun rekor tersebut perlahan mulai membaik. Pada 2007, Indonesia nyaris saja menahan imbang Arab Saudi. Sayangnya gol telah Saad Al-Harthi menit 90 membuat timnas gagal memetik poin.

Pertemuan terakhir pada 7 Oktober 2011, Indonesia sanggup menahan imbang Arab Saudi 0-0. Padahal saat itu timnas masih dilatih oleh Wim Rijsbergen yang dianggap gagal mengangkat prestasi timnas. Sedangkan Arab dilatih oleh Frank Rijkaard yang memiliki banyak jam terbang internasional.

10. Duet pelatih Jacksen Thiago dan Rahmad Darmawan
Arab boleh saja dilatih oleh Juan Ramon Lopez Caro yang pernah menukangi Real Madrid pada 2005-06. Namun Indonesia tak perlu gentar karena punya juga pelatih berkualitas.

Rahmad Darmawan dan Jacksen F Thiago boleh dibilang adalah dua pelatih lokal terbaik di negeri ini. Mereka telah menyumbangkan berbagai gelar untuk klub yang mereka latih.

Pemain Timnas Argentina

Rangking FIFA: Argentina di Puncak, Indonesia Makin Anjlok

Argentina menggeser Belgia di rangking teratas dunia.

img_title
VIVA.co.id
7 April 2016