Fortunella Levyana, Fisioterapis Cantik PBR

Fortunella Levyana Fisioterapi Wanita
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAbola - Fortunella Levyana mungkin satu di antara banyak wanita yang berkecimpung di profesi kaum pria. Nella, begitu sapaannya, memilih menjadi fisioterapis di sebuah tim ISL, Pelita Bandung Raya. Sudah tiga bulan ini, wanita berambut panjang itu menggeluti pekerjaan yang akrab dengan kaum adam.

Bekerja sebagai fisioterapis memang jarang dilirik orang. Begitu juga dengan Nella. Tidak pernah terlintas di benaknya akan menjadi seorang fisioterapis. Dari awal, cita-cita Nella menjadi psikolog.

Strategi Tak Biasa Pieter Huistra Jadi Resep Kemenangan PBR

"Saya tertantang untuk menjadi seorang fisioterapis, terutama untuk mengembangkan sport science di dunia olahraga," kata Nella saat berbincang dengan VIVAbola.

Selain ingin mempopulerkan profesi fisioterapis, misi lain Nella ketika menerima tawaran PBR adalah mengubah pandangan orang mengenai profesi fisioterapis.

"Saya ingin mengubah mind-set mengenai fisioterapis dalam dunia olahraga. Profesi ini bukan hanya tukang pijat. Justru kalau cedera sama sekali tidak boleh diurut. Fisioterapis lebih fokus memulihkan fungsi dan gerak tubuh," tegas Nella.

Lulus dari D3 Fisioterapis Universitas Indonesia, Nella menjajal kemampuan di pentas bola basket NBL. Dari situ, dia mengumpulkan pengalaman untuk menjadi seorang fisioterapis. Hingga Nella dikenalkan dengan Direktur PBR, Ari Sutedi, yang sedang mencari fisioterapis tim.

"Mereka ingin sesuatu yang unik dalam tim. Karena saya wanita, mereka memilih saya untuk menjadi fisioterapis PBR," cerita Nella di tempat praktiknya, bilangan Kemang, Jakarta Selatan.

Jalan hidup yang diambil Nella menjadikan gadis 22 tahun itu kini sebagai fisioterapis wanita pertama di kasta kompetisi tertinggi ISL. "Jelas bangga bisa menyandang status itu. Karena, tidak semua fisioterapis, terutama wanita, mendapat kesempatan ini," ungkap anak pertama dari tiga bersaudara itu.

Awalnya, dia sempat merasa kesulitan saat beradaptasi. Masuk dan berlari ke tengah lapangan membuatnya sempat canggung, karena bekerja dengan pria "Karena saya seorang wanita, gugup pasti. Karena, saya harus cepat berlari ke tengah lapangan," cerita gadis kelahiran Jakarta 16 November 1991 itu.

Mengenai masalah gaji di klub ISL yang kerap bermasalah, Nella pun sempat cemas. Dia sempat takut mengenai hal itu. "Tapi, semoga saja di PBR aman," lanjut Nella yang dikontrak satu musim dengan PBR.

Pilihan Nella merapat ke PBR pun sempat ditentang sang ayah. Menurut Nella, dia cemas anaknya akan mendapat perlakuan tidak pantas saat menjalankan tugasnya. Terlebih, sepakbola identik dengan olahraga yang didominasi laki-laki.

"Tapi, ibu memberi saya izin. Semua keputusan dikembalikan lagi kepada saya. Mereka berpesan, jika saya sanggup dan bisa dilanjutkan saja. Alhamdulillah, sejauh ini saya belum mengalami kejadian tidak mengenakan di PBR," kata Nella.

Duka menjadi fisioterapis tim sepakbola mulai dia rasakan. Nella sempat nyaris menjadi sasaran amuk suporter saat mendampingi PBR bertanding. "Saya pernah nyaris terkena timpukan. Tapi, untungnya tidak kena," kisah putri pasangan Agam Naga Figana dan Diana Rumi itu.

Selain dinamika di lapangan yang terkadang tidak ramah buat kaum hawa, Nella beruntung memiliki pacar yang pengertian. "Karena kami berdua satu profesi. Meski dia cemburu juga, karena saya bekerja dengan laki-laki," kata Nella tersipu malu.

Kendati bekerja di lingkungan sepakbola, Nella tidak terlalu fanatik dengan permainan 11 lawan 11 ini. Namun, saat ditanya klub favorit, wanita berambut panjang ini menyebut dua nama tim yang sudah tidak asing di telinga, Persib Bandung dan Inter Milan. "Saya mengikuti pacar saja," ucapnya. (art)

Pemain PBR, Kim Kurniawan

Tekanan Membuat Pemain PBR Tampil Menggila

Peluang Persipasi Bekasi Raya lolos dari putaran grup sangat terbuka.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2015