Semangat Samurai Biru Ubah Peta Kekuatan Dunia

Yuki Otsu (kiri) saat merayakan gol ke gawang Spanyol
Sumber :
  • REUTERS/David Moir

VIVAbola - Kejutan diciptakan timnas Jepang. Tim berjuluk Samurai Biru itu sukses membuat Perancis bertekuk lutut dalam laga persahabatan, Jumat malam, 12 Oktober 2012. Jepang memenangi laga ini dengan skor tipis 1-0.

Perancis sebenarnya mendominasi jalannya pertandingan. Hanya saja pertahanan tangguh Jepang membuat berbagai peluang Prancis bisa dimentahkan. Pertahanan yang digalang Maya Yashida Cs berhasil membuat Les Blues frustrasi.

Meski terus berada di bawah tekanan di sepanjang laga, Jepang mampu menunjukkan sebagai sebuah tim yang memiliki determinasi tinggi dengan melakukan ancaman yang membuat barisan bek Prancis harus bekerja keras.

Saat laga diperkirakan berakhir imbang, bencana menghampiri Prancis di dua menit jelang laga usai. Di tengah gempuran Prancis, Jepang bisa menguasai bola dan langsung melancarkan serangan balik cepat yang mengejutkan tuan rumah.

Shinji Kagawa yang tanpa kawalan di sisi kanan gawang berhasil melepaskan umpan mendatar ke jantung pertahanan yang sukses disambar oleh rekan setimnya, Yasuyuki Konno. Bola pun meluncur deras ke gawang yang dijaga Hugo Lloris.

Publik Stade de France tersentak. Puluhan ribu publik Prancis terpaku seakan tidak percaya tim kesayangan mereka bisa takluk dari tamunya. Sementara kegembiraan meliputi segelintir fans Jepang yang menyaksikan langsung laga ini.

Meski hanya sebuah laga persahabatan, setidaknya kemenangan ini memperbaiki rekor pertemuan Jepang dengan Prancis. Sebelumnya, kedua kubu sudah bertemu lima kali dan semuanya selalu dimenangkan Prancis.

Yang menambah istimewa, kemenangan Shinji Kagawa dan kawan-kawan ini dipetik di kandang Prancis yang terkenal angker bagi lawan, Stade de France. Kemenangan ini juga membuktikan semangat Jepang mengubah peta kekuatan dunia.

Kini kekuatan Jepang tidak bisa dipandang sebelah mata. Negara yang terletak di timur Asia ini kini menunjukkan diri semakin matang dan bisa berdiri sejajar dengan beberapa tim kuat Eropa.

Tapi langkah Jepang mencapai tingkat ini bukanlah sebuah proses yang mudah berjangka pendek. Butuh proses selama dua dekade untuk mengubah Jepang yang tidak bernama di dunia sepakboa hingga menjadi jawara Asia dan lawan yang menyulitkan di Dunia

Proses Dua Dekade

Sebenarnya, Jepang sudah berusaha mengembangkan sepakbola mereka sejak lama. Tapi perkembangan signifikan baru terjadi pada 1991 ketika mereka mengubah kompetisi sepakbola semi profesional (Japan Soccer League) menjadi profesional (J-League).

Kehadiran J-League yang baru resmi diluncurkan pada tahun 1993 direncakan bisa mengangkat industri sepakbola Jepang dan juga memperkuat timnas mereka. Kondisi sepakbola Jepang yang awalnya stagnan pun lamban laun mulai menggeliat.

Satu tahun berselang, Jepang berpeluang berlaga untuk pertamakalinya tampil di ajang bergengsi, Piala Dunia pada tahun 1994. Sayang langkah Jepang terganjal Irak di kualifikasi terakhir. Kegagalan ini dikenal dengan Tragedi Doha.

Namun kegagalan itu tidak menyurutkan ambisi Jepang masuk dalam persaingan sepakbola dunia. Kehadiran sejumlah bintang Eropa lawas di Kompetisi J-League mengasah kemampuan dan menjaga motivasi anak-anak muda Jepang dalam meraih mimpi.

Empat tahun berselang, kesempatan pun tiba. Tepatnya di tahun 1998, Jepang untuk pertama kalinya tampil di Piala Dunia. Sayang debut mereka berakhir buruk. Mereka kalah di tiga laga pertama dan langsung tersingkir di babak penyisihan.

Meski gagal menampilkan permaina terbaik, tapi Piala Dunia 1998 menjadi tonggak penting kebangkitan Jepang. Pernah menjadi partisipan Piala Dunia melambungkan kepercayaan diri Jepang.

Terbukti dengan terusnya Jepang menjadi langganan menjadi wakil Asia di Piala Dunia 2002, 2006 dan 2010. Tidak hanya itu, di Piala Dunia 2002, Jepang bahkan dipercaya menjadi tuan rumah bersama Korea Selatan.

Sementara di tingkat Asia, Jepang telah menjelma menjadi raksasa tangguh bersama Irak dan Korea Selatan. Jepang hingga saat ini sudah empat kali juara Piala Asia (1992, 2000, 2004 dan 2011). Jepang juga finalis Piala Konfederasi 2001.

Legiun Samurai Biru Rambah Eropa


Prestasi Jepang di tingkat timnas berjalan sejajar dengan kiprah para pemainnya yang berhasil merambah karier hingga ke benua Eropa. Tampil di Eropa bukan lagi mimpi untuk anak-anak Jepang. Bahkan kini sejumlah bintang muda Jepang menjadi adalan di klub-klub Eropa.

Dari 23 pemain yang menjadi langganan timnas, 14 diantaranya merumput di Eropa. Dan sedikitnya ada tiga pemain yang kerap menjadi berita hangat di surat kabar Eropa. Yaitu Keisuke Honda (CSKA Moscow), Yuto Nagatomo (Inter) dan Shinji Kagawa (Manchseter United).

Kiesuke Honda jadi pemberitaan hangat di publik Eropa sejak dua musim terakhir. Pasalnya, dua klub Italia, Lazio dan Juventus dikabarkan berminat menggunakan jasa pemain 26 tahun itu. tapi CSKA Moskow mempertahankannya.

Sementara Yuto Nagatomo tampil cemerlang bersama Inter sejak hijrah ke San Siro pada tahun 2011. Pemain 26 tahun itu menjadi andalan Inter di lini pertahanan. Nagatomo memulia petualangan di Italia dengan bergabung ke Cesena pada tahun 2010.

Dan nama terakhir, Shinji Kagawa merupakan pemain fenomenal Jepang saat ini. Setelah pemain 23 tahun itu hijrah ke raksasa Inggris, Manchester United. Sebelumnya, Kagawa menjadi pilar Borussia Dortmund saat menjuarai Liga Jerman 2012.

Tidak butuh waktu lama bagi Kagawa beradaptasi di Old Trafford. Kekasih Ameri Ichinose ini langsung dipercaya oleh Sir Alex Ferguson menjadi starter di sejumlah laga MU. Saat ini dia sudah menyumbangkan dua gol untuk Setan Merah. (sj)

Nagatomo Perpanjang Kontrak Bersama Inter Milan
Pemain Manchester United, Henrikh Mkhitaryan (biru)

Mkhitaryan Sebut Sosok yang Pengaruhinya Pilih MU

Dia adalah mantan pemain MU.

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2016