Terbaik dan Terburuk di Piala Eropa

Samir Nasri lakukan selebrasi saat memperkuat timnas Prancis
Sumber :
  • REUTERS/Alessandro Bianchi

VIVAbola - Kejuaraan Eropa 2012 yang dihelat di Polandia dan Ukraina telah usai. Spanyol kembali menjadi juara setelah mengalahkan Italia di partai puncak dengan skor 4-0 di Stadion Olimpiade Kiev, Minggu 1 Juli 2012 waktu setempat (Senin dini hari WIB). 

Selama kompetisi yang digelar 24 hari tersebut, ada pemain yang layak disebut terbaik dan terburuk. Besarnya kontribusi yang diberikan pemain kepada timnya menjadi acuan predikat apa yang pantas disematkan kepada pemain tersebut.

Berikut ini beberapa nama pemain yang berhasil memberikan kontribusi maksimal sesuai dengan yang diharapkan banyak orang. Dan beberapa pemain yang penampilannya jauh dari kualitas sesungguhnya. 

Terbaik

Italia vs Spanyol Imbang, Thailand Belum Terkalahkan

Andres Iniesta (Spanyol)

Anugerah Pemain Terbaik Kejuaraan Eropa 2012 yang diberikan kepadanya membuktikan bagaimana permainan dia begitu konsisten selama kompetisi digelar. Keberadaannya mampu menutupi peran Xavi Hernandez yang tampil tidak begitu baik selama babak penyisihan grup hingga semifinal.

Data statistik UEFA mencatat pemain yang bermain di sisi kiri La Furia Roja ini telah melakukan 465 percobaan umpan, dan 75 persen di antaranya akurat. Dia berhasil menciptakan satu assist untuk terjadinya gol Jesus Navas ke gawang Kroasia yang membuat Italia lolos ke perempat final.

Andrea Pirlo (Italia)

Gol Bomber Gaek Selamatkan Spanyol dari Kekalahan

Sempat digadang-gadang menjadi calon pemain terbaik, namun kekalahan Italia di partai puncak membuat Iniesta leluasa menjadi yang terbaik. Meski begitu, peran playmaker 33 tahun ini tidak bisa dilupakan begitu saja karena telah membuat satu gol dan dan dua assist untuk Gli Azzurri.

Pirlo menjadi pemain terbaik di pertandingan semifinal melawan Jerman. Dia juga menjadi kunci kebangkitan mental rekan-rekannya saat melakoni drama adu penalti melawan Inggris di perempat final dengan tendangan chip ala Antonin Panenka.  

Joao Moutinho (Portugal)

Namanya mungkin kalah tenar dengan rekan setimnya, Cristiano Ronaldo. Tetapi perannya begitu vital di skuad Paulo Bento ini. Penampilan paling impresif terjadi kala Portugal mengalahkan Ceko di perempat final.

Penampilannya pantas menuai pujian setelah tampil apik mengatur lini tengah untuk menyuplai bola untuk Ronaldo dan Nani yang berada di kedua sayap dan menjadi penyeimbang saat timnya ditekan. Dua assist telah dia ciptakan.

Terburuk

LIVE MATCH: Italia vs Spanyol Masih Sama Kuat

Robin Van Persie (Belanda)

Datang dengan predikat Pemain Terbaik Liga Inggris 2011/2012 versi Asosiasi Penulis Sepakbola (FWA), tidak membuatnya tampil gemilang di tim nasional. Torehan 35 gol bersama Arsenal musim lalu tidak sebanding dengan penampilannya di kompetisi ini yang hanya mampu mencetak satu gol.

Keberadaannya di lini depan De Oranje malah mendapat kritikan banyak pihak yang lebih percaya kepada Klaas-Jan Huntelaar. Dia pun mesti larut dalam kesedihan bersama timnya karena tidak mampu mendapat satu poin pun di kompetisi ini.

Wayne Rooney (Inggris)

Kehadirannya sangat ditunggu-tunggu karena Inggris tampil kurang menggigit di dua laga awal. Begitu bebas skorsing dan tampil di laga ketiga melawan Ukraina, dia berhasil menciptakan gol tunggal di pertandingan ini.

Tetapi sayang, tuah positifnya tidak berlanjut di perempat final melawan Italia. Rooney seakan tenggelam di bawah bayang-bayang barisan bek Gli Azzurri. Ekspektasi berlebihan membuat permainannya tidak maksimal. Dia tidak mampu menolong The Three Lions.


Samir Nasri (Prancis)

Bukan prestasi yang diingat ketika mendengar namanya di kompetisi ini, melainkan perang urat saraf dengan seorang jurnalis Prancis. Padahal dia berhasil mencetak satu gol di kompetisi ini.

Statistik UEFA pun mencatat, dari 280 umpan yang dilakukan Nasri, 77% di antaranya akurat. Namun, sikapnya yang temperamental justru lebih banyak mengganggu harmonisasi di skuad Tim Ayam Jantan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya