Suporter Persebaya Tewas

Pentolan Bonek Minta Panitia Tak Lepas Tangan

Laga Persebaya vs Persija Rusuh
Sumber :
  • ANTARA/M Risyal Hidayat

VIVAbola - Kericuhan yang terjadi pada laga Persebaya 1927 dengan Persija pada lanjutan Indonesian Premier League (IPL) telah menewaskan salah seorang pendukung tuan rumah atau akrab disapa bonek. Salah seorang pentolan bonek, Wastomi Suhari menilai panitia pelaksana (panpel) harus bertanggung jawab atas kejadian ini.

Wastomi berharap penyelenggara tidak lepas tangan atas kejadian ini. Sebab menurut pria yang juga Pembina Yayasan Suporter Surabaya (YSS) itu, panitia pelaksana juga berperan besar dalam mengerahkan ribuan orang para pendukung Bajul Ijo ke Stadion Tambaksari, Surabaya.

"Panpel jangan sampai lepas tangan. Yang mendatangkan ribuan orang dalam pertandingan itu, siapa lagi kalau bukan Panpel. Jadi, jika ada insiden seperti kemarin, maka Panpel-lah yang harus bertanggungjawab,” kata Wastomi, Senin, 4 Juni 2012.

Pria yang pernah merasakan kerasnya tugas sebagai ketua panpel di Persebaya itu menyatakan, ada kesan panpel Persebaya hanya ingin menangguk keuntungan setelah dalam laga-laga sebelumnya selalu merugi. "Ini akibatnya jika hanya mikirkan keuntungan. Giliran ada kericuhan, tidak ada yang memikirkan sejauh mana efeknya.”

Selain Panpel, manajamen Persebaya 1927 juga menurutnya juga ikut bertanggung jawab karena telah menjadi penyebab perpecahan di tubuh suporter. Salah satu buktinya adalah terbentuknya Asosiasi Suporter Persebaya (ASP) yang hanya mendukung Persebaya 1927.

"Anggota ASP dilarang mendukung klub lainnya. Akibatnya terlalu fanatik pada Persebaya. Ini akibat fanatik yang berlebihan jika timnya kalah. Beda dengan YSS yang punya visi anggotanya dibebaskan mendukung seluruh cabang olahraga (cabor)," katanya.

"Itulah kenapa YSS keluar dari anggota ASP. Karena visinya sudah beda. Saya sudah wanti-wanti kepada anggota YSS agar tidak terjebak dengan ASP, karena mereka inginnya cuma mendukung satu tim saja. Sementara YSS punya visi mendukung semua olahraga.”

Koordinator suporter juga tak menurut Wastomi juga harus ikut bertanggung jawab. Wastomi menuding koordinator lalai menjalankan tugasnya untuk meredam emosi para anggotanya saat kericuhan.

"Seharusnya perpecahan ini tak perlu terjadi, apalagi sesama suporter. Itu bukti kalau pengurus Persebaya 1927 tidak bisa membina suporternya," beber Wastomi.

Piala Proklamasi Tak Jelas, Arema Enggan Ambil Pusing

Salah seorang suporter Persebaya tewas usai pertandingan IPL antara Persebaya melawan Persija, Minggu, 3 Juni 2012. Purwo Adi Utomo meninggal dunia usai terjadi kericuhan yang melibatkan aparat kepolisian dan bonek saat laga berakhir. Sebagian penonton kocar-kacir setelah pihak kepolisian menambakkan gas air mata ke arah tribun penonton kelas ekonomi, tempat di mana korban ditemukan.

Gubernur Jatim Temui Kapolda

Mahaka Kembali Ubah Nama Turnamen Pramusim ISL

Terpisah, Gubernur Soekarwo langsung menelpon Kapolda jatim Irjen Pol Hadiatmoko untuk menanyakan situasi yang terjadi. "Hari ini juga saya akan menghubungi beliau untuk meminta pertimbangan dan membahas persoalan ini,” tegasnya.
 
Secara khusus Pakde Karwo merasa prihatin dengan kericuan itu. Apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Hal yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Kapolda nanti, menurutnya, keamanan sepakbola di Jatim. Sebab, di Jatim banyak klub-klub yang memiliki suporter fanatik sehingga cukup rawan kerusuhan.

Klub-klub itu antara lain Persebaya Surabaya, Gresik United, Persegres Gresik, Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan dan Persik Kediri. “Di Jatim banyak klub-klub yang perlu mendapat perhatian dari segi keamanan,” ucapnya.
Jika semua pertandingan sepak bola diwarnai dengan konflik atau tindak kekerasan, Pakde Karwo khawatir sasaran sepak bola tidak tercapai. “Makanya pertandingan harus aman. Suporter juga harus sportif ketika mendukung tim kebangaannya,” tuturnya. (adi)

Pemain PS Polri

Tim 'Gemuk' PS Polri Diresmikan

Tidak wajar, karena hanya untuk bertanding di turnamen singkat.

img_title
VIVA.co.id
16 Maret 2016