- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Persib Bandung harus bersabar untuk menempati kandang barunya, Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage. Sejumlah kendala menyebabkan target realisasi pembangunan stadion yang dirancang mampu menampung hingga 60 ribu tempat duduk itu sulit diwujudkan sesuai target yakni Desember 2011.
Stadion Gedebage yang juga diperuntukkan sebagai venue utama penyelenggaraan PON 2016 di Jawa Barat ini kemungkinan besar baru selesai pembangunannya pada 2012 nanti seandainya tak ada langkah signifikan terkait pelaksanaan di lapangan oleh Pemkot Bandung.
Seperti diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, hingga awal tahun 2011 ini, proses pembangunan megaproyek Stadion Gedebage tidak memenuji target 23 persen. Salah satu faktor yang membuat percepatan pembangunan Stadion Gedebage tidak maksimal adalah tingginya curah hujan di Bandung dan sekitarnya sehingga mempengaruhi proses pembangunan stadion yang menelan anggaran hingga ratusan miliar ini.
“Jika sepanjang 2011 ini, kondisi cuaca tidak jauh berbeda dengan 2010, kemungkinan penyelesaiannya lebih panjang hingga enam bulan dari waktu yang ditargetkan. Artinya jika dihitung kemungkinan besar baru selesai sekitar bulan Juni 2012,” tutur Ayi.
Selain cuaca yang tidak bersahabat, persoalan nonteknis, dan akses jalan yang bisa memudahkan kendaraan pengangkut material proyek juga jadi faktor lain yang menyebabkan pembangunan Stadion Gedebage menjadi sedikit terkendala.
Dengan demikian, musim depan atau musim 2011/2012 yang digadang-gadang bakal jadi musim bagi Maung Bandung memamerkan kandang barunya yang megah di kawasan Bandung Timur dipastikan sulit diwujudkan.
Manajer Umuh Muchtar menyatakan, langkah terbaik yang bisa dilakukan Persib sambil menunggu selesainya pembangunan Stadion Gedebage adalah kembali menggunakan Stadion Si Jalak Harupat atau Stadion Siliwangi sebagai homebase.
Laporan: Yadi/Bandung
Heboh Ibu di Maros Aniaya Bayinya Sambil Direkam, Diduga Kesal karena Suami Pergi
Seorang ibu berinisial N di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) tega menganiaya anaknya yang masih bayi.
