PGN Raih Kontrak Gas Rp 1,7 Triliun

VIVAnews - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memeroleh kontrak perjanjian jual beli dan penyaluran gas (PJBG) untuk pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kontrak penjualan gas sebesar 30 juta kaki kubik per hari (mmscfd) tersebut senilai Rp 1,7 triliun.

“Kami belum bisa menyebutkan pembangkit listrik mana yang akan menerima pasokan gas,” kata Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Hendi P Santoso di sela buka puasa bersama wartawan pasar modal di Jakarta, Rabu, 24 September 2008 malam. Kontrak selama tiga tahun tersebut akan ditandatangani pekan ini.

Saat ini, PLN mengoptimalisasi penggunaan gas pada sejumlah pembangkit, terutama 13 pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) dengan total daya 9.511 megawatt (MW). Penggunaan gas diharapkan mampu menekan biaya produksi listrik, karena harga lebih murah dibanding  bahan bakar minyak (BBM).

Ke-13 pembangkit listrik itu adalah PLTGU Grati, PLTGU Gresik, PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Muara Tawar, PLTGU Cilegon, PLTGU Priok, dan PLTGU Muara Karang. Selain itu, terdapat PLTGU Muara Karang Repowering (tambahan), PLTGU Belawan, PLTG Teluk Lembu, PLTG Aceh Timur, serta pembangkit listrik pada sistem Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan pembangkit listrik pada sistem Kalimantan Timur.

Menurut Hendi, sebelumnya PGN menandatangani kontrak penjualan gas dengan PLN untuk  PLTGU Tanjung Priok dengan jumlah gas dan nilai kontrak sama. Sementara itu, penyaluran gas dari hasil kontrak kerja sama tersebut sepenuhnya tergantung kesiapan PLN.

3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik

“Penyaluran gas diharapkan dapat dilaksanakan pada pertengahan 2009,” ungkap dia.
 
Pada akhir tahun ini, laba bersih PGN diperkirakan tumbuh 58,8 persen, sehingga berpotensi mengangkat harga saham perseroan. Target harga saham berkode perdagangan PGAS itu di level Rp 7.000 per unit dalam 12 bulan.

Saat ini, harga PGAS diperdagangkan pada price to earning ratio (PER) 2008 sebesar 19,8 kali dan 14,4 kali pada 2009.  “Rasio tersebut masih lebih rendah dibanding potensi pertumbuhan laba bersih,” kata analis PT BNI Securities Norico Gaman dalam risetnya tentang PGAS edisi akhir pekan lalu.

Hal tersebut juga tercermin dari price to earning growth (PEG) 2008 dan 2009 yang masing-masing sebesar 0,3 kali dan 0,4 kali. PEG perseroan tersebut lebih rendah dari kondisi normal sebesar satu kali. “Kami masih merekomendasikan buy untuk PGAS,” tegas dia.

Ilustrasi Jemaah Indonesia tengah menunaikan ibadah umrah.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah

Saudi Arabia announced new rules regarding Umrah. This country is allowing holders of various types of visas can perform Umrah.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024